Kembali
Nasib Malang 2 Anak Buruh Harian Pasar Alami Penyakit Lumpuh Otak

Nasib Malang 2 Anak Buruh Harian Pasar Alami Penyakit Lumpuh Otak

Rp 29.054.871
96.84957% Complete
Terkumpul dari Rp 30.000.000,-
Donasi Sekarang
Donasi Sekarang

Kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya datang dalam bentuk yang berbeda-beda. Asep Heryana dan Susi Widiastuti dikaruniai dua malaikat kecil bernama Alkha (12) dan Akhtar (5) yang mengalami cerebral palsy sejak dini.

Mereka berdua hanya mampu terbaring kaku di tempat tidur dan tak mampu melakukan aktivitas lain seperti anak pada umumnya. Kegiatan seperti makan, minum,dan ganti baju sama sekali tak dapat mereka lakukan kecuali dengan bantuan ibunya.

Foto:berbuatbaik.id

Alkha lahir dalam kondisi tidak sempurna karena ibunya mengalami hipertensi saat mengandung Alkha. Sedangkan anak sulungnya, Akhtar, menderita pembekuan otak setelah mengalami epilepsi saat usia delapan bulan. Sebelumnya, dokter memvonis hidup Alkha tak berlangsung lama, hanya sampai umur 7 tahun. Namun Tuhan berkehendak lain. Alkha masih hidup hingga saat ini bersama kedua adiknya.

“Kata dokter, ‘Kenapa perawat-perawat sampe ke rumah? Kok bisa selamat dedenya?’. Saya udah keluar dari rumah sakit, disamperin ke rumah. Saya gak bisa jawab kan. Mungkin hanya Allah yang bisa jawab. Mungkin ya ada rencana Allah ini anaknya mau seperti ini. Saya suruh jagain, dititipin saya. Anak seperti ini saya terima. Saya jagain, saya urusin, saya lindungi,” ujar Asep.

Foto:berbuatbaik.id

Tak hanya dirawat oleh kedua orang tuanya, Alkha dan Akhtar juga ditemani saudari kandung lainnya, Aira (8), yang tak pernah luput dalam merawat Alkha dan Akhtar dengan penuh kasih sayang. Keterbatasan fisik yang dialami kedua saudaranya tidak serta-merta membuat Aira melepas tanggung jawabnya sebagai kakak dan juga adik. Ia juga kerap kali bergantian dengan ibunya dan ayahnya dalam merawat kedua saudarinya, menyuapi makan, dan menggantikan baju untuk mereka.

Meskipun hanya berprofesi sebagai buruh harian toko sembako di daerah Subang, Asep tak menyerah begitu saja pada takdir. Dengan upah Rp 80 ribu per hari yang baru diterimanya setiap akhir bulan, ia harus menafkahi keempat anggota keluarganya dan membayar kontrakan sebesar Rp 400 ribu. Belum lagi biaya yang harus ia keluarkan untuk merenovasi rumah mungilnya itu yang selalu bocor saat hujan dan juga untuk terapi kedua anaknya.

Meskipun biaya pengobatan Alkha dan Akhtar sudah ditanggung oleh pemerintah, Asep dan Susi tetap harus menguras dompet untuk keperluan akomodasi. Biaya sebesar Rp 250 ribu harus mereka keluarkan untuk menyewa mobil setiap minggu sekali, sangat tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan.

“Harus terapi rutin. Kan waktu diterapi juga yang kemarin-kemarin minimal seminggu satu kali. Cuma karena keterbatasan, saya bawa kadang-kadang sebulan sekali. Kan ganti-gantian dalam satu minggu, nanti tetehnya, dedenya dibawa,” kata Susi.

Foto:berbuatbaik.id

“Sekarang enggak karena biaya itu. Waktu bapaknya kerjanya masih suka ikutin (terapi). Sekarang bapaknya juga pendapatannya hanya cukup untuk makan, enggak terapi. Mau terapi, kalau enggak terapi kan kasihan ya maksudnya kaku gitu sih dedeknya,” lanjut Susi.

Kontrakan kecil yang dihuni lima anggota keluarga itu juga kurang layak. Mereka harus terbiasa dengan kondisi atap yang hampir robuh dan bocor tatkala hujan. Jangankan memiliki rumah, Asep pun tak berani bermimpi untuk merenovasi tempat tinggal mungilnya itu. Walau begitu, keluarga mereka tetap bahagia dengan segala kondisi yang ada.

“Kemarin itu mau pada roboh atapnya yang ini sama yang di dapur sana. Semuanya bocor,” ujar Asep.

Dengan segala keterbatasan yang dialami keluarga mereka, Asep dan Susi tak pernah sedikit pun lengah dan selalu tabah untuk membahagiakan ketiga anaknya. Semangat yang tatkala redup selalu terpantik kembali saat Alkha dan Akhtar tersenyum bahagia. Mereka berdua selalu yakin dan tak pernah putus asa pada karunia dan mukjizat Tuhan yang dapat datang dalam bentuk apa pun dan tak kenal waktu.

Ya, mudah-mudahan ada mukjizat dari Tuhan sembuh dua-duanya kan gak tau kan ya. Semangat saya harus semangat punya anak kayak begini,” kata Asep.

Foto:berbuatbaik.id
 
“Insya Allah kalau kuat pasti dikuatin. Saya cuma minta saya dikasih kesabaran yang lebih biar saya bisa ngurus mereka. Biar saya bisa jagain mereka seumur hidup saya. Kalau pun saya minta ke Allah juga Neng, jangan sampai anak-anak yang duluan diambil, jangan. Saya masih bisa. Saya masih mampu mengurus mereka dengan keterbatasan saya. Jangan sampe diambil dulu, gak, jangan,” lanjutnya lagi.
 
Sahabat baik, kisah Alkha dan Akhtar hanyalah sepenggal kisah di luar sana yang dapat mengingatkan kita untuk terus bersyukur dan tak pernah berputus asa dalam menghadapi segala permasalahan yang ada.
 
Mari kita bersama-sama kuatkan hati keluarga Alkha dan Akhtar dan juga untuk membantu biaya pengobatan mereka dengan Donasi di berbuatbaik.id. Seluruh donasi yang #sahabatbaik berikan akan disalurkan 100% tanpa ada potongan sedikit pun. Yuk, kita bersama-sama sebarkan kebaikan mulai hari ini. 

Donatur

Default User
B*********
8 hari yang lalu
Donasi Rp 100.000
Default User
S*********i
13 hari yang lalu
Donasi Rp 10.000
Default User
I*********udi
19 hari yang lalu
Donasi Rp 20.000
Default User
A*********
24 hari yang lalu
Donasi Rp 100.000
Default User
S*********
1 bulan yang lalu
Donasi Rp 50.000

Tentang Kami

About Us
berbuatbaik.id ikut andil dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan dengan menggalang dana sekaligus memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat.
About Us
berbuatbaik.id dan CTARSA Foundation bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana donasi yang diterima.
About Us
Donasi yang diterima akan disalurkan 100% kepada yang membutuhkan tanpa dikenai potongan biaya apapun
About Us
Kamu bisa bergabung dengan komunitas Berbuat Baik menjadi relawan hingga mengajukan penggalangan dana ke berbuatbaik.id