Berbagi Kabar & Kegiatan > detail

Filosofi Kebaikan dalam Motif Batik

Filosofi Kebaikan dalam Motif Batik
Batik bukan hanya sekadar kain yang memiliki motif indah, setiap goresan dan tetesan malam yang bercorak pada kainnya memiliki makna mendalam

Batik merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang dikenal di berbagai dunia. Batik memiliki beragam motif/corak. Batik bukan hanya sekadar kain yang memiliki motif indah, setiap goresan dan tetesan malam yang bercorak pada kainnya memiliki makna mendalam, mencerminkan kearifan, dan nilai-nilai baik. 

Setiap corak ragam batik yang mengandung makna didapat dan digali dari beragam adat istiadat dan budaya yang terus berkembang di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik masing-masing yang mengandung makna berbeda. Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, berikut ini contoh motif batik yang memiliki makna kebaikan berdasarkan yang dilansir dari berbagai macam sumber:

1. Motif Alas Alasan

Dikutip dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, kata “alas alasan” berasal dari bahasa Jawa. Kata alas mengandung arti hutan, yang berarti alas-alasan adalah hutan-hutanan. Motif alas-alasan ini mengandung keragaman flora dan fauna pada ekosistem hutan. Setiap motif yang tergambar melambangkan peran penting setiap makhluk hidup. Pengguna motif alas-alasan ini mengandung arti setiap penggunanya diharapkan untuk selalu membaca ulang dan mawas diri, arif, dan bijaksana dalam menjalani kehidupan. 

2. Motif Pring Sedapur

Motif Pring Sedapur merupakan motif batik khas daerah Magetan. Kata pring dalam bahasa Jawa memiliki arti bambu, dan Pring Sedapur memiliki arti serumpun pohon bambu. Motif batik Pring Sedapur memakai motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Bambu pada motif tersebut memiliki makna ketentraman, keteduhan, dan kerukunan. Selain makna tersebut, bambu juga mempunyai filosofi lain yang mendalam bagi orang Jawa, yaitu apa saja yang ada didalam diri kita harus memberi manfaat bagi orang sekitar, sejak lahir hingga meninggal. 

3. Motif Kokrosono

Foto:berbuatbaik

Dikutip dari laman Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Motif Kokrosono memiliki filosofi kemakmuran dan teguh hati. Nama ini diambil dari tokoh pewayangan Rade Kokrosono yang memiliki karakter baik hati. Corak yang tergambar dalam kain batik Kokrosono ini mengharapkan penggunanya menjadi sosok yang rela berkorban untuk orang lain atas keteguhan hatinya, dan tak pernah perhitungan atas untung dan rugi atas pilihan dirinya. 

4. Motif Anggur 

Dikutip dari sumber yang sama, motif anggur masuk ke dalam kategori motif Lung-Lungan, yang dimaknai dengan “Tulung-Tulungan” yang berarti tolong menolong. Motif ini dikenal dengan menggambarkan keterkaitan atau saling berhubungan. Pengguna batik ini diharapkan memiliki kehidupan sosial yang baik dengan orang lainnya. Lung-Lung an secara harfiah bermakna Sulur-Suluran yang berarti memiliki bentuk panjang dan saling mengait. 

Motif-motif batik yang telah kita telaah membawa filosofi mendalam yang mencerminkan kearifan lokal Indonesia dan nilai-nilai kemanusiaan. Memahami filosofi motif batik tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang warisan budaya, tetapi juga memberikan panduan berharga dalam menjalani kehidupan. 

Setiap kali kita mengenakan atau melihat kain batik, kita akan diingatkan akan nilai-nilai kebaikan yang telah dijunjung sejak lama. Kita bisa mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan juga dengan Donasi di berbuatbaik.id yang 100% tersalurkan.