Hari Kusta Sedunia merupakan salah satu hari penting dalam bidang kesehatan. Peringatan tersebut diperingati setiap hari Minggu terakhir di bulan Januari.
Dalam laman Kemenkes, kusta yang juga dikenal dengan nama morbus hansen merupakan penyakit infeksi bakteri yang bersifat kronis dan disebabkan oleh mycobacterium leprae.
Kusta menyerang kulit, saraf perifer, mata, dan mukosa dari saluran pernapasan atas, otot, tulang, dan testis. Kusta juga dapat menyerang beragam kelompok umur, dari anak hingga orang lanjut usia.
Kusta ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung dan mulut penderita lewat kontak kulit yang lama dan dekat dengan pasien yang belum diobati. Meskipun demikian, kusta dapat diobati. Diagnosis dini dan pengobatan segera dapat mencegah kecacatan.
Foto:berbuatbaik.id
|
Indonesia menempati urutan ketiga jumlah pasien kusta terbanyak di dunia setelah India dan Brasil. Pada semester pertama tahun 2023, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan mencatat penderita penyakit kusta di Indonesia berkisar 13 ribu orang.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dr Imran Pambudi mengatakan prevalensi kasus kusta paling tertinggi yakni berasal dari wilayah Indonesia bagian Timur.
Salah satu daerah dengan banyak penderita kusta adalah Sumba. Yayasan Santu Damian Cancar yang berpusat di Flores menjadi penolong bagi para penderita kusta.
Yayasan ini telah berperan dalam menangani banyak penderita kusta dan juga eks kusta dengan pengawasan medis yang berkelanjutan hingga akhir hayat mereka. Namun banyak kasus yang ditangani terlambat menyebabkan kecacatan parah pada kaki, tangan, hidung, dan mata pasien.
Foto:berbuatbaik
|
Akses ke perawatan medis sangat terbatas karena para pasien tersebar di tiga kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Barat Daya, dan Sumba Barat yang jaraknya jauh dan medannya sulit dijangkau. Tempat tinggal mereka di pedesaan dengan akses jalan yang buruk semakin memperburuk kondisi mereka.
Di samping itu, tantangan melawan stigma sosial terhadap penderita kusta masih sangat besar. Penyakit kusta sering dianggap sebagai penyakit kutukan dan menular sehingga penderita sering dijauhi oleh masyarakat. Oleh karena itu, dukungan dari masyarakat luas sangat dibutuhkan untuk memastikan para penderita kusta di Sumba mendapatkan perawatan dan kehidupan yang layak.
Sahabat baik, mari kita bergandengan tangan untuk memberikan harapan bagi mereka yang membutuhkan. Kamu dapat berkontribusi melalui donasi untuk membantu yayasan dalam menyediakan perawatan, obat-obatan, dan dukungan bagi penderita kusta di Sumba.
Caranya dengan Donasi di berbuatbaik.id melalui campaign "Pahlawan Kebaikan" bantuan kamu akan sangat berarti untuk para penderita kusta di Sumba.