Tangis Vivi Prysilia (2) terdengar kencang pagi itu. Tangisan Vivi kian mengkhawatirkan karena sekali-kali napas Vivi tertahan.
Saat itu juga, sang ibu, Nurhayati berusaha menenangkan Vivi yang memang sedang tidak sehat. Ya, akibat penyakit hidrosefalus ini, imun Vivi sering turun. Dia sering juga terserang pilek, batuk, ruam di kulit hingga sesak napas. Berat badan Vivi pun tidak ideal untuk anak 2 tahun yang hanya seberat 7 kg.
Tapi apapun kondisi Vivi, Nurhayati dengan sabar terus memomong anak ketiganya ini. Dia mengelus dan mengayun Vivi di atas ayunan kain hingga sang anak tenang dan tertidur.
“Kadang ya sudah terasa capek nian Mama ni. Tapi kalau nengok dia itu nggak lagi rasain capek. Kadang di rumah ngomong sendiri, ke mana lagi ya Vi kita cari duit, Vi?” keluhnya kepada tim berbuatbaik.id beberapa waktu lalu di kediaman Vivi di Bengkulu.
Nurhayati bercerita pembesaran kepala Vivi terdeteksi ketika umur Vivi 3 minggu. Lalu kedua orangtuanya mengecek ke puskesmas dan Vivi dinyatakan mengalami Hidrosefalus.
Kemudian di umur 2,5 bulan Vivi dioperasi dan dipasang selang di kepala Vivi. Hasilnya diameter kepala Vivi sudah menyusut dari 62 cm menjadi 51 cm.
“Kata dokter sembuhnya itu gak pasti cuma ibu saja yang harus banyak sabar ngurusnya. Pasti bisa sembuh. Ada harapan pengen dia sembuh kayak orang lain bisa jalan, bisa main,” sambungnya yang pernah mendapatkan bantuan dari Rumah Asuh ini.
Vivi kini harus menjalani kontrol rutin untuk mengecek selang di kepalanya. Namun cobaan untuk Vivi tak berhenti di sini. Dokter bedah RSUD M. Yunus, Lukas Galileo mengatakan Vivi juga mengidap Craniosynostosis atau penutupan dini tengkorak kepala.
Oleh karena itu, diperlukan tindakan bedah segera. Namun pembedahan tidak bisa dilakukan di rumah sakit ini karena keterbatasan sarana dan prasarana. dr Lucas menyarankan agar Vivi dipindahkan ke rumah sakit di Pulau Jawa.
Namun saran ini membuat kedua orang tua Vivi kebingungan. Pasalnya satu-satunya nafkah di keluarga Vivi hanya berasal dari ayah Vivi yang hanya seorang buruh bangunan.
Walau demikian, sang ayah, Kastaswansyah, mengaku tak mau menyerah untuk Vivi. Apalagi setiap melihat senyum Vivi setiap pulang kerja, segala peluh dan lelahnya hilang seketika.
“Vivi kalau aku perhatikan walau sakit begitu, dia itu ngerti kalau aku pulang kerja dia ketawa biasanya, tapi dengan yang lain dia nggak mau ketawa. Jadi seolah-olah berarti anak ini ngerti dengan keadaan tapi Alhamdulillah walau Vivi sakit ada rezeki Vivi ada jalur untuk dia berobat kontrol tiap bulan itulah yang bikin saya semangat,” ucapnya penuh sedu sedan.
Dia percaya jika dia terus berusaha dan berdoa, Tuhan akan memberikan jalan keluar dan kesembuhan untuk Vivi.
“Kalau Tuhan berkehendak gak ada yang gak mungkin, Vivi bisa normal bisa sembuh, tolong bagi rezeki terutama untuk Vivi,” sambungnya.
Keluarga ini benar-benar kompak berjuang bersama dengan Vivi, tak terkecuali si sulung Rinkgo Aveiro. Anak umur 8 tahun ini terkadang membantu keuangan orang tua dari memunguti kelapa yang dijual ke orang seharga Rp 8.000 per 4 kelapa.
“Kasihan adik Vivi sakit, batuk, semoga adik Vivi cepat sembuh dan sehat. Mau ajak main kejar-kejaran,” imbuh Rinkgo polos.
#sahabatbaik, jangan biarkan tangis Vivi terus terdengar hingga membuat hati keluarganya semakin tersayat-sayat. Kita bisa membantu keluarga ini terus bertahan agar Vivi sembuh dengan cara mulai Donasi sekarang juga.
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga!
Kabar kurang baik datang dari Vivi, balita penderita hidrosfalus asal Bengkulu. Menurut penuturan ibunda Vivi, Nurhayati, badan Vivi kini kaku dan sulit bergerak.
"Kondisinya memburuk karena badannya kaku, kata dokter karena tekanan cairan," jelas Nurhayati kepada tim berbuatbaik.id
Oleh karena itu, Nurhayati pun semakin sering membawa Vivi ke rumah sakit untuk menjalani fisioterapi dan juga ke poli anak karena keadaan Vivi terkadang tidak stabil.
Foto:berbuatbaik.id
|
berbuatbaik.id pun terus memantau perkembangan Vivi lebih lanjut. Selain itu, donasi yang sampai saat ini sudah tersalurkan sudah mencapai Rp 87 juta. Kesemuanya dipergunakan untuk keperluan Vivi, seperti obat dan vitamin yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan dan juga makanan hingga modal usaha untuk keluarganya.
"Terima kasih banyak atas semua. Semoga dengan dana ini, keadaan anak kami bisa lebih baik ke depannya. Sekali lagi atas nama orangtua Vivi kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga ini bsa bermafaat bagi keluarga kami khususnya anak kami Vivi, mudah-mudahan kami dijadikan orangtua yang bisa menggunakan dana ini sebaik-baik mungkin dan menjadi keberkahan bagi kami," ucap Nurhayati lagi.
Foto:berbuatbaik.id
|
Sahabat baik, bantuan ini amat berarti bagi Vivi dan keluarga. Apalagi di tengah kondisi Vivi yang sedang tidak baik. Namun tahukah sahabat baik? bahwa masih banyak anak lainnya yang mengalami masalah kesehatan di tengah himpitan ekonomi. Jadi terus bantu, adik-adik ini dengan Donasi sekarang juga.
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga!