Guru jadi pekerjaan mulia, namun tak jarang nasib para pahlawan tanpa jasa ini begitu memilukan. Contohnya saja Budi Suwanda, guru honorer yang sudah bekerja selama 16 tahun di SDN Ciroyom, Sukabumi.
Budi adalah satu-satunya guru di SD pelosok yang mengajar 6 kelas dengan murid sebanyak 52 siswa.
Saban hari dia sendirian bolak balik dari kelas ke kelas untuk mengajar siswa-siswa. Perjungan Budi tak sampai situ, dia juga harus menempuh jalan terjal dan memasuki hutan setiap berangkat mengajar.
Apalagi jarak dari rumah menuju sekolah 25 km sehingga membuatnya memilih untuk menginap di kantor kepala sekolah selama hari sekolah.
Budi mengaku sedih dengan keadaan demikian. Namun demi anak-anak Ciroyom terus mendapatkan pendidikan, Budi memilih untuk tetap mengajar.
“Kita jalani aja walaupun dengan kondisi seperti ini, karena pemikiran saya anak-anak di sini juga membutuhkan guru, membutuhkan ilmu kalau bukan kita siapa lagi yang mau mengajar di sini” kata Budi kepada tim CNN Indonesia beberapa waktu lalu.
Budi mengaku segala rintangan dan halangan siap sedia dia hadapi. Ada keluarga di belakangnya yang terus mendukung dan memberikan motivasi sehingga dia tetap kuat.
“Yang membuat kuat itu keluarga, terutama istri saya, saya berterima kasih, saya suka terharu sama istri. Dia kasih semangat untuk saya biar kuat,” ujarnya dengan suara tercekat.
Beruntung Budi kini tak sendirian lagi, melalui porgram Pegi Mengajar, Pak Guru ini sudah mempunyai teman mendidik. Dia adalah Halimatusahdia Rambe atau Mima yang ditugaskan di Ciroyom, Sukabumi.
Melalui proses seleksi dan pelatihan panjang, Mima terpilih mendampingi Pak Budi. Ada motivasi dan tujuan yang dia emban untuk membangun pendidikan di pelosok Ciroyom ini.
“Saya juga orang kampung sampai akhirnya saya bisa sekolah di kota Medan, saya ingin menginspirasi anak-ana pedalaman sekolah tinggi” kata lulusan Pendidikan Kimia di UNSRI ini.
Dalam waktu satu tahun, Mima diwajibkan untuk membawa perubahan di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Mima pun senang warga dan anak-anak didiknya menerima dirinya dengan tangan terbuka.
“Pas datang langsung dipanggil ibu guru disalami wah jadi langsung jatuh cinta sama anak-anaknya,” ucap Mima berseri-seri.
Mima pun merasakan pahitnya perjuangan Pak Budi yang harus mengajar bolak balik ke kelas-kelas hingga membuatnya kewalahan.
“Saya bersyukur bisa membantu Pak Budi karena saya sudah alami susah banget jadi guru satu-satunya di sini. harapannya bisa meringankan beban beliau” harapnya.
#sahabatbaik, kamu bisa membantu Mima dan Pak Budi untuk terus mendukung pendidikan anak-anak SDN Ciroyom. Terlebih, para siswa masih banyak yang tak memakai sepatu hingga tak punya masker untuk menjaga protokol kesehatan.
Kamu bisa memulai langkah sederhana membantu anak-anak hingga Pak Budi melalui tangan Mima. Caranya, klik Donasi sekarang juga.
Baca Juga: Cerita Satu-satunya Guru Mengajar di Sekolah Pelosok Ciroyom
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
Ada kebahagiaan dirasakan oleh segenap guru dan siswa di SDN Ciroyom, Sukabumi di penghujung tahun ini. Betapa tidak, dari hasil donasi sahabat baik, mereka bisa menikmati warna baru untuk sekolah mereka. Cat-cat yang sudah luruh karena cuaca dan usia kini berganti menjadi warna-warni cerah ceria seperti baru.
"Uang yang diberikan kemarin dipakai untuk sekolah aja seperti membeli cat baru untuk 6 kelas," jelas Guru Muda CTARSA Foundation Halimatusahdia Rambe atau Mima kepada tim berbuatbaik.id.
Foto:berbuatbaik.id
|
Selain itu, menurut Mima, donasi juga digunakan untuk membeli tiang bendera yang tidak dipunyai sekolah ini. Donasi juga dimanfaatkan membeli alat-alat olahraga voli, bola dan lainnya. Uniknya, Mima dan para guru juga membeli lonceng sekolah agar murid tahu waktu untuk masuk kelas, istirahat, dan masuk kelas.
"Oh untuk itu anak-anak benar-benar senang sih dengan fasilitas yang udah diberi, anak-anak jadi semangat belajar karena melihat sekolahnya yang jadi nampak lebih baru karena abis dicat, dan mereka juga jadi benar-benar senang akhirnya bisa main voli dengan bola aslinya, mereka sangat berterima kasih atas bantuan yang udah diberikan kepada mereka," tandas dia.
Foto:berbuatbaik.id
|
Sahabat baik, sebagai informasi, donasi yang sudah diserahkan kepada Mima sebesar Rp 7.648.000 yang telah dipergunakan untuk keperluan yang sudah disebutkan. Kebahagiaan anak-anak tentu menjadi kebahagiaan kita semua ya.
Tebar terus kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan agar kebaikan senantiasa menyertai kita. Yuk, Donasi di berbuatbaik.id. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!