Sosok ayah jadi penopang dan sandaran hidup untuk keluarga. Namun apa jadinya jika ayah tak lagi ada. Ini lah yang dialami keluarga pencari batu di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukaresmi, Garut, Jawa Barat.
Setiap hari Ibu Enung (47) dan dua anak laki-lakinya menyusuri sungai mencari bongkahan batu di tengah derasnya sungai. Selain berat mengangkut batuan, terkadang beberapa orang merasa terganggu dan mengusir secara halus Ibu Enung dan anaknya.
Kalau sudah begitu, dua anaknya, Budi dan Aji pindah lokasi. Begitu mengharukan melihat ketiga mengangkat berkilo-kilo beban di pundaknya. Apalagi Aji masih duduk di sekolah dasar sementara Budi tidak lancar berbicara.
Foto:berbuatbaik.id
|
Budi mengatakan semua itu dia lakukan semata buat sang ibu, pelita hidupnya. Apalagi sudah tak ada ayah yang tinggal di sisinya selepas berpulang ke pangkuan Ilahi karena sakit.
"Mau membantu mama, orangtua. Membeli beras," kata Budi tergagap-gagap kepada tim berbuatbaik.id beberapa waktu lalu.
Budi juga tidak pernah malu dan rendah diri. Bahkan dengan percaya diri, Budi mengumandangkan azan dan salawat di musala dekat rumahnya. Ibunya, Ibu Enung pun merasa bangga dengan anaknya tersebut. Padahal, menurut Ibu Enung, anaknya itu pernah mengalami panas dan kejang-kejang di usia 1 tahun yang menyebabkan ujung lidah Budi tegigit hingga terpotong.
Foto:berbuatbaik.id
|
"Bangga, gembira. Cuma agak khawatir kan bicaranya gak lancar seperti orang lain. Ibu senang apalagi sekarang Budi jadi tulang punggung dia bantu-bantu ibu. Maunya ibu, berkecukupan, sekarang kan kekurangan," kata Bu Enung nelangsa.
Bukan hanya perihal Budi yang membuatnya cemas, Ibu Enung juga harus banting tulang pontang panting menghidupi 5 anak yang tinggal di rumahnya. kerjanya lebih keras saat sang suami berpulang.
"Apalagi sekarang ya menyambut hari Ramadan dari mana ibu membiayai anak. Bapak sudah tidak ada, teman curhat ibu sudah gak ada. Kalau kemana-mana ibu curhat sama bapak, biar saja ibu bekerja asal anak bisa bahagia jangan seperti ibu gini," ucapnya sambil menangis sedih.
Foto:berbuatbaik.id
|
Ibu Enung tak punya pilihan, semua beban keluarga di pundaknya kini. Dia pun menerima pekerjaan apapun, mulai jadi buruh perkebunan hingga mengambil bambu-bambu muda untuk dia jual. Semua itu dia lakukan hanya demi 5 anaknya cukup makan.
Kendati demikian usia yang semakin tua membuat Ibu Enung berharap suatu hari dia bisa membuka warung atau usaha, sehingga dia bisa fokus menghasilkan uang dan juga bersama-sama 5 anaknya.
Foto:berbuatbaik.id
|
Foto:berbuatbaik.id
|
Sahabat Baik, betapa kuat bahu Ibu Enung memikul segala beban hidup. Cuma sahabat baik, yang bisa membantu meringankan segalanya. Caranya sederhana, ayo mulai Donasi sekarang juga di berbuatbaik.id
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.
Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
Kebahagiaan menyambangi Bu Enung, Budi dan keluarga. Syukur mereka akan hadirnya donasi dari sahabat baik membuat keluarga pencari batu ini mempunyai rumah baru. Rumah dengan luas sekitar 50 m persegi ini benar-benar baru karena rumah sebelumnya nyaris roboh.
"Kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada berbuatbaik, Trans TV dan para donatur yang telah berdonasi. Ibu sangat bersyukur, Alhamdulillah beribu terima kasih diucapkan untuk tim berbuatbaik.id dan para donatur," jelas Ibu Enung kepada tim berbuatbaik.id
Foto:berbuatbaik.id
|
Pembangunan rumah ini berlangsung sejak sebelum puasa dan jadi sehari sebelum Idul Fitri lalu. "Sisa donasi dibelikan untuk perabotan dapur seperti kompor, tabung gas, gelas, piring, tikar, dan perabotan-perabotan lainya berhubung sangat dibutuhkan sekali," sambungnya.
Ibu Enung menyampaikan bahwa dirinya sudah berhenti bekerja sebagai pencari batu. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari kini ditunjang oleh penghasilan satu anaknya, Gina. Kendati demikian, Budi, anaknya yang mengalami ketidaklancaran bicara masih menjadi pencari batu untuk membantu kehidupan sehari-hari.
"Budi masih tetap cari batu kalau ibu sudah jarang bekerja karena sering sakit-sakitan, sedang rawat jalan sakit infeksi paru-paru," tuturnya.
Foto:berbuatbaik.id
|
Sahabat baik, tidak ada yang menyangka, donasi untuk keluarga pencari batu ini membuahkan rumah baru untuk mereka. Bantuan yang tentunya sangat berarti bagi kelangsungan hidup mereka. Adapun total donasi yang telah tersalurkan mencapai Rp 39.715.000 dan dimanfaatkan untuk membangun rumah baru serta usaha ternak kambing.
Ayo terus berbuat baik dengan mulai Donasi sekarang juga. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga!