Saat menceritakan kembali riwayat penyakit anaknya, Ayesha Taqqiyah (3), Vina masih tampak begitu traumatis dan terpukul. Perjuangannya menyelamatkan anak bungsunya memang seolah tak pernah berakhir hingga hari ini. Terbaru, Vina dan suami harus membawa Ayesha dirawat di rumah sakit di Palembang karena di daerahnya, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.
Dilarikannya Ayesha ke rumah sakit beberapa waktu lalu ini karena ada dahak yang menumpuk di paru-paru dan jantungnya juga membengkak karena batuk yang lama. Dia pun dirujuk ke RSUD Siti Fatimah Az Zahra, Palembang pada 13 hingga 19 Mei lalu.
"Sudah pulang ke rumah sekarang tinggal pilek dan batuk," ucap Vina kepada tim berbuatbaik.id
Foto:berbuatbaik.id
|
Ayesha diketahui telah mengalami jantung bocor dan pneumonia pada usia 50 hari saat dia dilahirkan. Di usia tersebut, Ayesha sering batuk dan muntah ketika menyusu dan terlihat cekungan di bawah dada.
Dengan kondisi demikian, Ayesha kecil harus terus berpindah-pindah rumah sakit lantaran ketidaktersediaan peralatan rumah sakit. Bahkan, dokter merujuk Ayesha ke RSCM Jakarta. Di saat itu, ayah Ayesha yang berporfesi sebagai pekebun terpaksa menjual kebunnya untuk kebutuhan Ayesha selama dirawat di Jakarta.
"Saat semua urusan keberangkatan siap kami pun bersiap di bandara Jambi untuk terbang ke Jakarta. Tapi mndadak sebelum naik ke pesawat kondisi Ayesha mendadak sesak berat dan pucat pasi. Seluruh petugas bandara panik dan berlarian menunjukkan arahan untuk mmbawa Ayesha ke klinik bandara. Setelah dapat pertolongan pertama Ayesha pun dibawa ambulans menuju RSUD. Ayesha pun mngalami keadaan gagal napas saat malam pertama di IGD RS. Dan masuk lagi ke PICU," sambungnya.
Foto:berbuatbaik.id
|
Setelah kondisi Ayesha stabil, Ayesha kembali dirujuk ke RSCM Jakarta dengan mobil yang juga dilengkapi dengan oksigen hingga obat-obatan. Di Jakarta, Ayesha didiagnosis mengalami gizi buruk dan menindaklanjuti operasi penutupan lubang jantung. Namun belum juga operasi dilakukan sebab mengejar kebutuhan gizi Ayesha, keluarga terpaksa kembali ke Jambi lantaran anak kedua Vina yang berkebutuhan khusus juga butuh perhatian.
"Dia mengalami keterlambatan bicara. Itu yang memicu abang Ayesha bertingkah seperti anak 4 tahun padahal usianya sekarang 8 tahun. Sekarang dia juga membutuhkan biaya untuk terapi okupasi dan sensory integritas," ungkapnya.
Dengan cobaan 2 anak istimewa, pasutri ini mencoba mencari penghasilan tambahan dengan menjadi pengupas pinang. Terkadang jika ada waktu luang, suaminya juga menjadi pekebun di kebun orang. Takdir pun berpihak, suaminya kini telah punya pekerjaan tetap di salah satu kantor pemda, namun tetap saja banyak kebutuhan yang harus mereka penuhi dengan gaji hanya tersisa Rp 1 juta. Biaya-biaya itu meliputi susu khusus medis bagi Ayesha, makanan penambah berat badan, vitamin, bubur bayi khusus serta biaya tak terduga saat kondisi Ayesha drop.
Foto:berbuatbaik.id
|
Saat ini, Ayesha harus rutin kontrol ke rumah sakit 2 minggu sekali dan juga menunggu keputusan jadwal operasi di Bulan Agustus jika berat badan Ayesha dinyatakan ideal.
Banyak asa yang dipupuk Vani dan keluarga di tengah himpitan ekonomi dan cobaan yang menerpa. Dia berharap ada jalinan kasih sahabat baik yang bisa meringankan bebannya, utamanya untuk biaya perawatan di luar BPJS Kesehatan dan akomodasi. #sahabatbaik bisa membantu keluarga ini terus bertahan agar Ayesha sembuh dengan cara mulai Donasi sekarang juga.
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga!
Dari terakhir kali tim berbuatbaik bertemu dengan Ayesha, belum pernah kami melihat Ayesha se-bahagia ini. Wajah Ayesha dipenuhi keriangan dan gelak tawa tatkala dirinya diajak berkeliling salah satu mal di Jakarta. Ini kali pertama baginya. Di sana, Ayesha dan ibunda, Vina, membeli beberapa keperluan Ayesha, seperti susu, popok, dan bubur bayi.
Vina juga mengatakan bahwa kondisi Ayesha terus membaik. Kebisingan di jantungnya sudah berkurang. Kini, Ayesha tidak harus melakukan kontrol jantung yang lebih intens lagi seperti sebelumnya. Namun, setiap 8 bulan sekali, Ayesha tetap harus kontrol penyakitnya di Jakarta.
“Kondisinya semakin membaik. Kemarin hari Senin juga udah ketemu sama dokter jantung, terus diperiksa secara manual dan kebisingan di jantungnya itu sudah berkurang. Dokternya masih memastikan lagi kalau kemungkingan enggak bakal jadi kateter,” ucap Vina.
Foto:berbuatbaik
|
“Alhamdulillah sekali memang. Ini semua juga berkat berbuatbaik juga yang udah support dari awal selama setahun ini. Ibaratnya kan mendampingi, jadi kami bisa beli macam-macam keperluan Ayesha,” lanjut Vina lagi dengan bahagia.
Saat ini, sesuai saran dari dokter, Vina harus lebih fokus untuk meningkatkan mutu gizi pada anaknya itu. Makanan yang dikonsumsi Ayesha harus sangat diperhatikan, bahkan dokter belum mengizinkan Ayesha mengonsumsi nasi.
“Kalau kontrol rutin lebih ke gizi karena berat badannya masih kurang. Kata dokter juga kan kalau makan nasi gitu kan agak berat, jadi makannya paling bubur bayi aja,” ujar Vina.
Saat kontrol jantung Ayesha beberapa waktu lalu, Ayesha juga ditemani oleh kakaknya yang berusia 9 tahun yang sudah duduk di kelas 3 SLB. Kakak Ayesha juga mengidap kelainan Autisme Spectrum Disorder sedari kecil. Dokter juga mengatakan kalau kakak Ayesha mengalami keterlambatan dalam pola pikirnya. Meski usianya sudah 9 tahun, pikiran kakak Ayesha masih seperti anak 5 tahun. Akibat kelainannya ini, ia kerap kali dirundung oleh teman-temannya.
“Alhamdulillah sehat-sehat di sana. Kemarin juga sempet ke dokter anak di Jambi dan kata dokter dia masuk kategori ASD (Autism Spectrum Disorder). Makanya ini mau dipastiin lagi karena dia dari awal kan speak delay dan prematur 8 bulan,” kata Vina.
Foto:berbuatbaik
|
Di tengah segala ujian yang dihadapi Ayesha dan keluarganya, besar harapan Vina untuk masa depan anak-anaknya. Ia menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada #sahabatbaik di luar sana yang telah berdonasi untuk membantu pengobatan Ayesha. Tak hanya Vina, Ayesha juga menuturkan harapannya kelak ia besar nanti.
“Kalau udah gede nanti aku mau jadi dokter,” ucap Ayesha malu-malu.
“Semoga Ayesha ke depannya sehat terus dan lubang jantungnya jangan sampai timbul lagi karena kan banyak ya kejadian yang seperti itu. Semoga jangan sampai. Makanya kita juga terus usaha memperbaiki gizi Ayesha,” kata Vina kepada tim berbuatbaik.id.
“Terima kasih banyak, sebelum dan sesudahnya, dari awal, bantuan dari sahabat baik dari Ayesha sudah kami terima 100% dan kami gunakan sebaik-baiknya untuk keperluan Ayesha. Terima kasih banyak. Semoga sahabat baik semuanya diberikan kesehatan dan kemurahan rezeki,” lanjutnya lagi.
Foto:berbuatbaik
|
Sahabat Baik, donasi yang telah kamu berikan sangat berarti untuk Ayesha dan orang-orang di luar sana yang membutuhkan, berapa pun besarnya. Adapun total donasi yang telah diberikan sebesar Rp 59.270.801 dan dimanfaatkan untuk keperluan Ayesha bolak balik Jakarta dari Jambi guna kontrol rutin serta pemenuhan gizinya.
Mari bersama-sama kita terus membantu dan menebar kebaikan untuk saudara-saudara kita. Kamu bisa membantu mereka dengan berdonasi di berbuatbaik.id. Donasi yang kamu berikan akan tersalurkan 100% tanpa potongan sedikit pun Selain itu, kamu juga bisa mendaftarkan diri atau komunitasmu untuk menjadi relawan melalui website berbuatbaik.id.
Yuk, jangan tunda niat baikmu! Bersama-sama jadi lebih mudah.