Siang itu asap membumbung tinggi di kediaman Pak Paekan (64) di Gunung Kidul, Yogyakarta. Kepulan asap ini nyaris ada setiap hari. Bukan lantaran ada kejadian, melainkan sang istri, Radiem, tengah mengasapi lembaran anyaman-anyaman untuk membuat tampah. Tim berbuatbaik.id yang mendampingi, terus mengeluarkan air mata akibat pedih tak terkira karena asap. Sementara, Radiem, tersenyum memaklumi dan ikhlas.
Foto:berbuatbaik.id
|
Proses pengasapan ini penting saat membuat anyaman tampah. Tujuannya agar warna tampah menjadi lebih coklat sehingga membuatnya menarik pembeli. Jika Radiem sibuk di dapur belakang, di ruang lain tanpa di sekat, Pak Paekan terbaring lemah. Sesekali dia menarik kakinya yang sudah tak bergerak dengan tali ke sisi lainnya ketika badan sudah terasa pegal.
Nyaris tak ada yang bisa dilakukan Pak Paekan setalah dirinya jatuh dari pohon yang menyebabkan dirinya alami patah tulang belakang dan mempengaruhi saraf-sarafnya. Maka hanya Radiem dan dua anak perempuannya yang kini menjadi penopang hidupnya.
"Kalau ati capek wes gak ada (tidak capek hati). Semangat!" ucapnya Pak Paekan mantap kepada tim berbuatbaik.id
Foto:berbuatbaik.id
|
Menurut putrinya, sudah 2 kali bapaknya jalani operasi pemasangan pen namun belum ada kemajuan yang berarti. Tidak hanya lumpuh, Pak Paekan juga punya luka di belakang punggung dan bokongnya karena terlalu banyak berbaring. Dia mengatakan 3 hari sekali luka bapaknya harus dibersihkan dan diganti perbannya oleh perawat yang harus dibayar sekitar Rp 100 ribu untuk biaya perawatan.
Tari pun menuturkan selain beban perawatan, keluarga ini juga harus segara mengganti kasur bapaknya lantaran sudah bocor. Sementara kasur medis itu diperlukan untuk terus menopang tubuh Pak Paekan yang sakit. Namun apa daya, lagi-lagi biaya menjadi ganjalannya.
"Ya cuma kayak gitu bapak gak bisa jalan lagi yg penting bisa ngeliat keluarga seneng. Selama Bapak semangat. Moga-moga aja aku bisa sukses bisa bahagiain orang tua lah," ucap Tari sembari menahan air matanya.
Foto:berbuatbaik.id
|
Ketabahan yang sama juga dirasakan Radiem. Sudah 3 tahun sang istri harus menggantikan peran sang suami. Memotong bambu, menganyam, dan pekerjaan kasar lainnya terpaksa dia lakukan agar bisa tetap makan.
Satu tampah dihargai bervariatif, mulai Rp 6 ribu hingga Rp 9 ribu. Dalam satu minggu, Radiem bisa menjual 20-30 tampah yang totalnya dihargai sekitar Rp 200 ribu. Tentunya, hasil penjualan ini menjadi begitu terbatas untuk biaya hidup keluarga Pak Paekan. Padahal, begitu banyak yang perlu dibantu.
"Sebetulnya tidak bisa kalau tidak percaya pada Yang Kuasa. Tapi Insyaallah bisa. Mudah-mudahan bisa pulih seperti kemarin-kemarin" kata Radiem penuh harap.
Sahabat Baik, jangan biarkan keluarga ini merasa sendiri menghadapi hidup yang penuh cobaan. Berikan mereka semangat dan angin segar bahwa ada masa depan lebih baik. Caranya dengan mulai Donasi sekarang juga melalui platform berbuatbaik.id
Foto:berbuatbaik.id
|
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
Pak Paekan yang mengalami patah tulang belakang serta mempengaruhi saraf-sarafnya akibat terjatuh dari pohon kini keadaannya berangsur-angsur membaik. Tim berbuatbaik.id menghubungi keluarga Pak Paekan melalui sambungan telepon beberapa hari yang lalu.
“Alhamdulillah sehat, cuman ya lukanya itu masih sakit” ungkap Tari, putri dari Pak Paekan.
Perkembangan kondisi Pak Paekan terbilang jauh lebih baik dari sebelumnya. Rencananya juga akan segera dilakukan operasi guna mempercepat kesembuhan, namun itu semua harus diundur karena menunggu kondisi kesehatan Pak Paekan yang lebih stabil.
“Kalau perkembangannya itu bagus, cuman gak bisa BAB itu lho mbak. Jarang bisa BAB itu, sakit kan perutnya. Tapi kalau tak bawa ke rumah sakit itu, kemarin kan rencana mau operasi tapi gak jadi soalnya kekuatannya Bapak kan lemah kan. Jadi gak berani dokternya.” tutur Tari.
Foto:berbuatbaik
|
Donasi sebesar Rp 21.591.250 dimanfaatkan oleh keluarga Pak Paekan untuk kebutuhan pengobatan hingga merenovasi beberapa bagian pada rumahnya.
“Kemarin buat beli itu… di depan rumah itu buat apa itu benerin rumah itu. Terus beli obat-obatan sama bapak, pampers juga. Sama tak buat berobat ke Sardjito kemarin. Uangnya tak kasih bapak, tapi belum tau dibuat apa, ditabung kayaknya mbak. Terus yang dulu-dulu itu buat berobat Bapak saya. Buat beli pampers sama itu kateter. Sama buat makan Bapak.” ujar Tari menjelaskan penggunaan donasi bagi keluarganya.
Keluarga Pak Paekan juga berterima kasih atas donasi yang diberikan oleh Sahabat Baik. Berkat itu semua, keluarga sangat terbantu dalam kebutuhan pengobatan dan kebutuhan sehari-hari.
Foto:berbuatbaik
|
“Ya semua sahabat baik, moga-moga menjadi barokah, sehat, lancar rejekinya. Semua sehat. Makasih banyak untuk tim berbuatbaik.id. Saya sekeluarga itu terima kasih udah dibantu sampai sekarang. Bapak udah sehat, Alhamdulillah. Pokoknya terima kasih banyak dari keluarga saya,” sambungnya.
#sahabatbaik masih banyak di luar sana orang-orang yang hidup dengan berbagai kekurangan serta tantangan dalam hidupanya. Mari ulurkan tangan untuk meringankan beban mereka dengan berdonasi di berbuatbaik.id. Donasi 100% tersalurkan kepada penerima manfaat.