Anak-anak merupakan masa depan bangsa. Namun apa jadinya jika anak-anak yang dilahirkan di Indonesia masih banyak yang stunting dan bergizi buruk akibat kemiskinan. Salman Amarillah (2) salah satu anak yang divonis mengalami gizi buruk di Kecamatan Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah.
Menurut penuturan relawan berbuatbaik.id Dwi Sutoto Premono, keluarga Adik Salman tergolong miskin karena ayahnya merupakan buruh serabutan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sulit, apalagi harus memenuhi gizi Adik Salman, anak satu-satunya keluarga ini.
Foto:berbuatbaik.id
|
"Sejak usia 7 bulan Ananda Salman makan seperti biasa, tetapi tidak ada penambahan berat badan serta asupan yang diberikan tidak bisa diserap oleh tubuh," jelas pria yang disapa Yayang ini.
Sebenarnya berat Adik Salman sudah naik, namun masih perlu penambahan gizi. Apalagi, kondisi Adik Salman sulit untuk menopang lehernya sendiri meski usianya sudah 2 tahun.
"kalau dilepas lehernya jatuh ya," jelas ayah Salman, Ade Sunarto.
Ade menuturkan sudah membawa Salman ke Puskesmas kemudian diberikan vitamin dan makanan tambahan. Namun belum ada pengobatan khusus yang diberikan. Ayah Salman pun kesulitan membawa Salman ke rumah sakit karena kendala biaya sebab pekerjaan yang tidak menentu.
"Untuk biaya kehidupan sehari-hari kurang cukup dan kadang-kadang ada panggilan kerja dari orang lain," sambung Ade.
Foto:berbuatbaik.id
|
Adik Salman dan keluarga pun hidup di rumah yang kurang sehat dengan langit-langit rendah serta berbilik bambu yang membuat penghuninya kedinginan di kala hujan. Oleh karena itu, bukan hanya biaya operasional pengobatan, Adik Salman dan keluarga membutuhkan bantuan modal usaha untuk keluargnya serta renovasi rumah agar kesehatannya semakin membaik.
"Ananda Salman sangat membutuhkan uluran tangan dari donatur karena pada umur segitu perlu sekali kumpul dengan anak-anak sebaya. Ucapan terima kasih kepada donatur yang mau memberikan bantuan. Tidak banyak yang disampaikan dari keluarga ananda Salman, semoga amal ibadah para donatur menjadi sebuah kebaikan untuk keluarga dan pribadi," tutup Yayang.
Foto:berbuatbaik.id
|
Sahabat baik, jangan biarkan Salman tak bisa memenuhi gizi yang merupakan hal setiap anak. Masa depan Adik Salman pun bisa lebih cerah berkat bantuan sahabat baik. Yuk mulai sisihkan sebagian rezeki untuk Adik Salman hanya melalui berbuatbaik.id.
Sahabat baik pun bisa memenuhi harapannya untuk terus bersekolah melalui Donasi sekarang juga. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.
Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
Dari Jakarta, tim berbuatbaik.id berkunjung ke kediaman keluarga Salman di Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah. Keadaan keluarga kecil ini sudah jauh membaik. Rumah yang mereka tempatin pun sudah direnovasi. Namun takdir berkehendak lain, Sunarto dan Siti Salamah harus kehilangan anak mereka, Salman.
Keduanya sungguh tak menduga kejadian ini. Apalagi kondisi Salman semakin gemuk dan keluar dari gizi buruk selepas penyaluran donasi tahap pertama.
Foto:berbuatbaik
|
Semua ini bermula dari panas tinggi yang dialami Salman. Pasutri ini pun bergegas membawa Salman yang sudah tak sadarkan diri ke puskesmas. Di sana Salman hanya diberikan suntikan dan itupun harus menunggu lama. Tak puas, ayah Salman lantas membawa anaknya ke RSUD Brebes. Namun lagi-lagi dirinya harus menunggu ambulans selama sejam.
"Trus ini kok disuntik masih diam saja, tahu-tahu sudah koma. Tadinya biasa aja, pagi jam 11, napasnya masih ada minta diburu-buru bawa ke RS. Alhamdulillah langsung ditangani," ungkap Siti kepada tim berbuatbaik.id
Sementara Sunarto mengatakan saat ini anaknya disebut mengalami pecah pembuluh darah dan membutuhkan banyak donor. Alhasil, pekerja serabutan ini harus pontang panting mencari darah hingga ke Cirebon untuk menyelamatkan sang anak.
"Trus saya nggak boleh pulang dari RS katanya (suster) tungguin aja anaknya. Trus dibilang sebisanya ngaji ya. Pas ketiga kalinya disamperin katanya yang tenang ya, katanya udah gak ada. Saya langsung respons ga ada gimana? Pas selang dilepas semuanya saya denger udah ga ada, langsung saya bawa pulang, saya gendong," cerita Sunarto.
Keduanya pun harus menerima yang digariskan Tuhan seraya berdoa agar jalan Salman menuju surga dimudahkan. Dia pun mengungkapkan syukurnya berkat Sahabat Baik kondisi Salman tidak lagi kurus dan gizi buruk.
"Terima kasih kepada sahabat baik yang telah menyumbangkan donasi kepada kami dan anak kami, Muhammad Salman. Alhamdulillah sampai sekarang masih dapat sumbangan," jelasnya lagi.
Foto:berbuatbaik
|
Sunarto mengatakan ke depan akan memanfaatkan total donasi sebesar Rp 32.151.182 untuk 100 hari Salman. Selain itu, donasi akan digunakan untuk memperbaiki makam Salman yang saat ini masih berupa papan.
#sahabatbaik, meskipun Salman telah berpulang namun donasi yang kalian berikan masih menjadi manfaat bagi keluarga yang ditinggalkan. Teruskan jalan-jalan kebaikan ini dengan cara mulai Donasi di berbuatbaik.id sekarang juga. Donasi kalian 100% tersalurkan.