Sevia Dwi Safitri atau Via adalaha remaja berusia 12 tahun yang tidak tampak berbeda dengan remaja lainnya. Namun di balik keceriaan Via dia adalah penguat keluarga, utamanya bagi ayahnya, Mesno.
Dia tidak seperti anak-anak lain yang menghabiskan waktu dengan bermain karena dia harus merawat sang ayah yang sakit keras. Sudah 3 tahun Mesno menderita diabetes. Bahkan satu tahun belakangan, kondisi Mesno semakin memburuk karena divonis dokter alami gagal ginjal juga. Apalagi kedua kakinya tak lagi kuat menopang dan hampir setiap waktu sekujur tubuhnya diserang gatal-gatal hingga napasnya sesak.
Foto:berbuatbaik.id
|
Alhasil, Mesno tak bisa lagi bekerja sebagai pembuat tungku tanah liat. Keluarga ini pun akhirnya hanya menyandarkan nafkah dari ayah Mesno, Minto yang sekarang sudah berusia 70 tahun. Di usia yang tak lagi muda, Minto yang juga pembuat keranjang pencetak tungku hanya mendapatkan upah Rp 8-18 ribu per hari. Ini pun tak pasti karena tergantung pada pesanan.
Minto tidak sendiri, ada ibu Mesno yaitu Karmi yang juga jadi buruh di perusahaan tungku rumahan. Karmi harus mengumpulkan ampas yang berbahan abu sekam bekas proses mecetak tungku yang akan dicetak kembali. Seperti itu setiap harinya, sungguh bukan pekerjaan ideal untuk lansia ini. Apalagi Karmi hanya menadapat Rp 200 hingga 300 ribu rupiah dalam satu bulan. Tentu bukan penghasilan yang cukup untuk menanggung 4 orang di rumah.
Foto:berbuatbaik.id
|
Dengan begitu, keluarga ini pun bahu membahu dan saling menopang saat Mesno sakit dan bercerai dengan istri. Saat kakek neneknya bekerja, tinggallah Via yang harus merawat ayahnya sehari-hari dan merelakan waktu bermainnya.
"Sebenarnya saya itu terpukul hati saya tapi ya gimana karena keadaan ya. Saya nggak bisa kadang lihat itu nggak tega saya itu mungkin dia terpaksa seharusnya seusia dia kan main sama temen-temennya kadang kalau ada waktu bisa main kalau nggak ada waktu ya udah tungguin bapaknya kalau pas neneknya kerja sibuk kan dia yang harus bersihin bapaknya. Iya Via bisa bagi waktu harus ngaji, harus ngurus bapaknya, bantu neneknya itu suatu kebanggaan buat saya kalau masalah itu," ucap Mesno kepada tim berbuatbaik.id
Foto:berbuatbaik.id
|
Bukan perkara mudah juga jika Mesno ingin mendapatkan penangan di rumah sakit. Meskipun banyak warga Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur banyak yang membantu mengantar Mesno namun perjalanan yang ditempuh itu mencapai 1 jam lebih dengan jarak tempuh hingga 40 km. Belum lagi keluarga ini harus mengeluarkan dana hingga Rp 200 ribu satu kali perjalanan ke rumah sakit.
"Yang saya harapkan Ya saya bisa sehat total seperti dulu dan bisa membesarkan Via semampu saya seperti sedia kala itu apa yang menjadi cita-cita Via bisa tercapai," tandas Mesno lagi.
Sementara Via sering diliputi rasa cemas apalagi ketika sang ayah sering tak sadarkan diri. Oleh karena itu, Via bermimpi agar kelak ayahnya sembuh dan bisa membahagiakan keluarganya.
"Pengen membangun rumah yang layak pengen juga punya kendaraan sendiri biar bisa anter bapak kemana-mana biar gak nyarter," harap Via.
Via dan keluarga pun punya asa agar hidup mereka lebih baik di tengah cobaan yang menderanya. Kebaikan hati dari orang-orang yang peduli menjadi sangat berarti bagi keluarga ini. Oleh karena itu, sahabat baik alangkah bahagianya jika mereka mendapatkan bantuan untuk memulihkan kesehatan Mesno dan juga memberi harapan bagi masa depan Via.
Caranya sederhana, sahabat baik bisa mulai Donasi sekarang juga. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.
Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
Kabar duka datang dari pejuang cilik asal Lampung, Via. Dirinya baru saja kehilangan ayahnya, Mesno, yang meninggal dunia karena sakit. Nenek Via, Karmi, menjelaskan kepulangan ayahnya itu terjadi pada Jumat 28 April lalu.
"Sorenya itu terapi, Kamis sore terapi trus malemnya itu gak tidur trus pijetan terus dan malamnya itu pamitan ke semua. Paginya itu meninggal jam 6 pagi hari Jumat," jelas Karmi kepada relawan berbuatbaik.id.
Foto:berbuatbaik.id
|
Jenazah Mesno dikebumikan di Pemakaman Umum Braja Luhur, Lampung Timur. Via dan keluarga pun turut mengantar ayahnya menuju peristirahatan terakhirnya. Berkerudung hitam, tangis Via pun pecah karena dia kini seorang yatim, sementara ibunya tak di sisinya karena tinggal di tempat yang berbeda.
Sahabat baik, donasi untuk Via masih berjalan walaupun Mesno telah tiada. Bantu Via untuk terus tegar dan melanjutkan mimpinya menuju masa depan yang cerah. Ayo bantu Via dengan Donasi di berbuatbaik.id sekarang juga. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.
Foto:berbuatbaik.id
|
Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!