Tiada yang lebih mengharukan dari pengorbanan seorang ayah agar sang anak bisa meraih mimpi. Itu yang dialami Saryo, kakek yang berprofesi sebagai badut jalanan di Jakarta Selatan. Sudah 3 tahun belakangan ini, Kakek Saryo banting setir menjadi badut jalanan akibat usahanya kena gusur.
Mau tak mau, Kakek Saryo yang sudah berusia 65 tahun ini harus mencari sumber pendapatan lain. Akhirnya dia memutuskan untuk menjadi badut jalanan yang berkeliling di sepanjang jalanan ibukota.
Foto:berbuatbaik.id
|
Beban ini pun terpaksa dia tanggung meski kakinya sudah sering kesakitan berjalan. Apalagi kini sang istri, Praptika (51) alami glukoma dan juga mengeluh kakinya sering sakit.
"Dulu digusur jadi (usaha) habis dan istri 2 tahun sakit makan biaya jutaan daripada saya nganggur, saya akhirnya bayar kostum (badut) kredit Rp 100 ribu sama tetangga, ngutang dulu. Jadi badut ringan sebenarnya tapi saya jalan ke sini saja sudah gak kuat, cuma saya paksakan," ungkap dia kepada tim berbuatbaik.id
Saryo mengaku sebenarnya pendapatan dari membadut ini tak selalu mujur. Biasanya sehari dia kantongi Rp 20 ribu bahkan pernah hanya mendapat Rp 10 ribu sehari. Tentu saja penghasilan yang jauh dari harapan sehingga terkadang dia pun terpaksa makan apa adanya.
"Ya namanya cobaan ya gitu tapi saya antepin aja. Akhirnya makan seadanya," pungkasnya lagi.
Foto:berbuatbaik.id
|
Sang istri, Praptika, mengaku jika memang rupiah yang didapat tidak seberapa maka pilihan terakhirnya hanya makan berlauk kelapa sangrai dengan cabai. Kegetiran pun semakin terasa kala Kakek Saryo mengatakan banyak anak-anaknya yang memilih untuk tidak mengakuinya. Hanya satu anak bontotnya yang tak pernah meninggalkannya. Oleh karena itu, setinggi apapun cita-cita sang bontot, dia selalu berusaha memenuhinya.
"Saya nangis karena anak-anak gak ada yang ngaku. Anak yang terakhir kemauan bagus, cita-citanya mau jadi polisi. Dia pengen jadi polisi. Sekarang dia jadi mayoret di klub drumband," ungkapnya.
Foto:berbuatbaik.id<
|
Untuk memenuhi mimpi sang anak, segala upaya dilakukan pasutri ini, termasuk berhutang. Bahkan anak bontot yang tinggal terpisah di Jawa Tengah ini tak pernah tahu profesi ayahnya sekarang. Praptika mengaku khawatir sang anak punya beban pikiran jikalau tahu ayah ibunya punya kehidupan yang begitu memprihatinkan.
"Gak ada yang tahu (keadaan) takut kelihatan musti pada nangis, saya sakit gini ga ngomong sama anak, ga mau kasih beban. Tiap hari anak minta doain jadi polisi, anak saya pengen jadi polisi," sambung Praptika melengkapi Kakek Saryo.
Oleh karena itu, demi meraih mimpi anak yang berharap jadi polisi, Kakek Saryo pun rela melakukan apa saja. Bahkan jika pun dia harus terus melakoni badut di jalanan Jakarta.
Kendati demikian, jauh di lubuk hati yang dalam, Kakek Saryo dan istri berharap bisa kembali membangun usaha agar dirinya tak perlu lagi bersusah-susah berkeliling Jakarta untuk mencari nafkah. Uluran tangan dari sahabat baik lah yang juga menjadi harapan pasutri ini. Di bawah rumah yang beratap asbes dan dinding tambalan triplek, keduanya berharap ada keajaiban dan bisa mewujudkan mimpi si bungsu menjadi polisi.
Di bulan suci ini, berbuatbaik.id dan Insert Berbagi berkolaborasi untuk membuka jalan-jalan kebaikan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dukung terus berbuatbaik.id dan insert berbagi, caranya dengan mulai Donasi sekarang juga.
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga.