Kembali
Nasib Pilu Anak Kembar Buruh Pemintal Benang: Alami Hidrosefalus, Cerebral Palsy hingga Epilepsi

Nasib Pilu Anak Kembar Buruh Pemintal Benang: Alami Hidrosefalus, Cerebral Palsy hingga Epilepsi

Rp 50.114.688
100% Complete
Terkumpul dari Rp 50.000.000,-
Donasi Berakhir
Donasi Berakhir

Tak ada ibu yang sedemikian pilu melihat anaknya menanggung derita sakit. Perihnya hati dialami Elis Wijasmi (39), warga Desa Tanggulun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia tak pernah menyangka bayi yang lahir kembar dari rahimnya mengalami cobaan sedemikian rupa. Mereka adalah Irfan dan Arfan yang mengalami hidrosefalus, cerebral palsy, katarak, epilepsi hingga gizi buruk.

"Waktu hamil 2 bulan, saya teh nggak tahu saya hamil kembar. Saya punya kista, Oh iya nggak hamil pas 2 bulan USG, pas USG lagi 6 bulan mau cek lagi USG mah sok salah, pas 6 bulan di USG lagi saya teh diem. Bu anaknya kembar, saya teh nangis ya pikirannya gimana ya, kembar di rumah gak ada yang ngurus, segala sendiri gitu, pas udah lahir si Ade 4 bulan kepalanya membesar saya bawa ke RSUD Heba lalu ke Hasan Sadikin, udah kontrol terus penyakitnya ketahuan ini hidrosefalus, cerebral palsy, sama epilepsi," jelas dia kepada tim berbuatbaik.id

Foto:berbuatbaik.id

Kedua anak ini kini telah menginjak 9 tahun. Berbeda dari kakaknya, Arfan mengalami gizi buruk karena berat badannya kurang dari rerata anak seusianya. Berat badan Arfan cuma 8 kg sehingga tak heran dirinya seolah hanya tulang berbalut kulit.

Arfan juga alami masalah pernapasan sebab setiap tarikan napas terdengar bunyi dari saluran napasnya. Sementara kondisi Irfan, menurut Elis, berat badannya mencapai 16 kg, lebih baik dari saudaranya. Irfan pun lebih mudah menelan makanan namun tetap saja Irfan alami masalah pertumbuhan.

"Ini mah ada bunyi ini kan napasnya bermasalah. Kalau Arfan bermasalah makan minum kan susah tuh napas. Kalau Irfan mah kondisinya bagus dari bayi, kalau Arfan mah dari bayi udah parah kondisinya udah mata katarak, pernapasan terganggu gitu kan diharuskan pakai NGT cuma ini anak enggak terbiasa ngamuk, suka nggak mau, nangis terus. Kalau kakaknya mah panjang sebelah diharuskan operasi ini teh kakinya," cerita Elis lagi.

Foto:berbuatbaik.id

Dengan banyaknya komplikasi, keduanya pun mengalami perlambatan fisik. Kondisi demikian, membuat mereka tak mampu berbicara bahkan berjalan. Bangun dan duduk keduanya harus dibantu orangtuanya. Cobaan ini pun membuatnya terus berdoa agar senantiasa dirinya diberi kekuatan.

"Kalau drop pasti saya, kadang ka Allah teh kalau lagi saya jengkel nangis dua-duanya, nggak ada yang bantu, gimana ya Allah ujian ini gini-gini amat. Saya udah nggak kuat, suka ngeluh sama Allah ujian teh gini-gini amat, tolong dikasih kesabaran ke saya kekuatan, supaya lebih ikhlas lebih sabar lagi. Harus banyak-banyak istighfar berdoa sama Allah, minta tolong sama Allah, dikuatin saya, disabarin gusti Allah, ini titipan dari Allah dikasih kepercayaan sama Allah, saya harus kuat, saya harus kuat, yang cari rezekinya harus sehat, Kalau ini saya sakit nggak bisa, kalau yang normal mah bisa tiduran, Kalau saya mah nggak, kalau sakit ini siapa yang ngurus, saya juga soalnya yang ngurus nggak bisa nahan kanyeri," ucapnya sembari menangis.

Sebenernya Elis pernah membawa keduanya untuk mendapat penanganan hidrosefalus saat usia mereka delapan bulan. Irfan dan Arfan pun dapat menjalami pembedahan shunt atau pemasangan selang di kepala agar cairan di rongga otaknya bisa berkurang. Begitupun fisioterapi juga rutin dilakukan agar kedua tubuh anak itu pulih. Namun satu tahun belakangan ini, Elis memutuskan berhenti untuk berobat. Hal itu karena Elis mengaku kesulitan membawa dua putranya ke rumah sakit untuk terapi fisik.

"Itu mah nangis udah sekarang mah udah kering air mata diceritain pengalaman saya selama ke rumah sakit pengalaman ngegendong 2 dari subuh sampai malam berobat ke Hasan Sadikin perjuangan. Dulu mah nggak punya stroller, jadi gendong sama kakak, sekarang kan nggak bisa, karena kakaknya kerja, jadi gak bisa bantu ke sana ke sini, Jadi sekarang saya libur dulu berobatnya," jelas dia.

Foto:berbuatbaik.id

Di lain pihak, sang ayah, Hendra Mulyana (40) mengaku pasrah menerima takdir Allah. Dia pun menyimpan asa agar anaknya kelak bisa seperti anak-anak lainnya yang bisa berlari dan sekolah.

"Tapi aduh cuma ya ini takdir dari Allah, saya harus terima ya lihat anak saya harus tegar, harus kuat karena ada anak satu lagi, walaupun kerja cuma serabutan, saya nggak boleh menyerah. Kalau saya tinggalkan dosa, masalah kesembuhan saya serahkan sama Allah, mudah-mudahan besok atau sekarang atau nanti ada keajaiban bisa normal kembali. Harapannya saya nggak mau muluk-muluk yang penting harapan saya sehat istri saya yang sabar, ini udah takdir mau gimana lagi," tandas Hendra.

Hendra merupakan pencari nafkah satu-satunya di keluarga. Ia bersyukur perusahannya tempatnya bekerja memperpanjang kontraknya selama 3 bulan sebagai buruh di pabrik pemintal benang. Kendati demikian, dia harus pintar mengatur keuangan apalagi kebutuhan untuk si kembar begitu banyak.

Foto:berbuatbaik.id

"Bukan untuk berobat aja, minimal 1 juta lebih sebulan untuk susu, popok sekali pakai, makanan dan kebutuhannya. Kalau berobat ada BPJS Ada juga sih obat yang beli, kadang-kadang yang penting ini biaya makannya," sambung Hendra.

Amanah sebagai orangtua begitu berliku dialami Hendra dan Elis. Mereka pun semaksimal mungkin menjalankan amanah yang diberikan Tuhan kepadanya sebagai orangtua. Namun, bagi sahabat baik yang meihatnya ini merupakan waktu terbaik untuk mulai membantu Irfan dan Arfan. Meski tak bisa berbicara, namun jauh di lubuk hati si kembar ini tentu mereka tak mau menjadi beban terus menerus bagi kedua orangtua yang mereka sayangi.

Sahabat baik lah yang bisa menjadi penolong mereka agar keduanya membaik dan keluar dari gizi buruk. Oleh karena itu, ayo bersama menolong irfan dan Arfan dengan mulai Donasi sekarang juga melalui berbuatbaik.id

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya. Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Info Terkini

Donasi Sahabat Baik Jadi Penolong Arfan Irfan Saat Ayah Kena PHK

Senin, 15 Januari 2024

Gelombang Covid-19 beberapa waktu lalu juga membuat ayahanda Arfan dan Irfan terkena imbasnya. Hal itu terjadi saat Hendra Mulyana tengah berjuang menanggung buah hati yang mengalami hidrosefalus, cerebral palsy, katarak, epilepsi hingga gizi buruk.

Hendra pun menganggur selama 5 bulan akibat pemutusan kerja kontrak, beruntung saat itu donasi sahabat baik mulai disalurkan untuk keluarga ini. Alhasil, Irfan dan Arfan tetap bisa memenuhi kebutuhan nutrisi utamanya berupa susu.

"Bapak kerja harian sekarang Rp 80 ribu sehari. waktu kemarin kan UMR. Bapaknya awalnya BPJS Kesehatan dibayarin pabrik sekarang berhenti, jadi saya harus perbarui BPJS lagi, bayar yang mandiri. Donasi yang pertama itu untuk kebutuhan karena waktu itu nggak kerja selama 5 bulan," jelas ibu kembar Arfan dan Irfan, Elis Wijasmi di kediamannya di Bandung Barat.

Foto:berbuatbaik

Selain menjadi penopang saat keluarga tengah terpuruk, donasi sahabat baik juga turut membantu tetap berjalannya usaha Elis sebagai penjual makanan online. Pekerjaan ini sudah lama dilakukan Elis. Dia menjadi reseller makanan kecil hingga donat yang untungnya bisa dia gunakan untuk membeli kebutuhan hidup.

"Seminggu sekali kalau ada yang pesan, udah lama jualan, dari jualan donat satunya 7 ribu untungnya, kalau Lebaran suka banyak yang pesan, biasanya teman-teman," sambungnya lagi.

Dia pun menceritakan kondisi terkini si kembar Arfan dan Irfan yang bertolak belakang. Elis mengatakan berat tubuh Arfan menurun sebaliknya Irfan justru tumbuh semakin besar dan berat.

Foto:berbuatbaik

"Lebih kecil dari akhir 2021. Kemarin teh 10 kg sekarang turun, ada mungkin 9 atau 8 kg. Padahal minum susu," tuturnya sedih.

Walaupun demikian, Elis bersyukur frekuensi kejang atau demam keduanya sudah sangat minim. Dia pun bisa membeli obat anti kejang lebih leluasa untuk mengantipasi kondisi keduanya semakin memburuk.

#sahabatbaik, tentu ini menjadi angin segar bagi kita semua. Mohon doakan terus agar si kembar bisa semakin membaik begitu pun ekonomi keluarganya.

Terima kasih pun disampaikan keluarga kecil ini atas donasi sebesar Rp 50.114.688 yang telah diberikan kepada mereka. Semoga ini menjadi ladang pahala yang terus mengalir dan keberkahan dalam hidup.

Kendati demikian, jangan biarkan aliran kebaikan terhenti sampai di sini. Masih banyak anak-anak lainnya yang membutuhkan uluran tangan kamu. Yuk mulai Donasi sekarang juga melalui berbuatbaik.id yang 100% tersalurkan.

Donatur

Default User
Hope
1 tahun yang lalu
Donasi Rp 50.000
Default User
Fifta Rizana
1 tahun yang lalu
Donasi Rp 50.000
Default User
Hamba Allah
1 tahun yang lalu
Donasi Rp 50.000
Default User
Hamba Allah
1 tahun yang lalu
Donasi Rp 100.000
Default User
M*********
1 tahun yang lalu
Donasi Rp 5.000

Tentang Kami

About Us
berbuatbaik.id ikut andil dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan dengan menggalang dana sekaligus memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat.
About Us
berbuatbaik.id dan CTARSA Foundation bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana donasi yang diterima.
About Us
Donasi yang diterima akan disalurkan 100% kepada yang membutuhkan tanpa dikenai potongan biaya apapun
About Us
Kamu bisa bergabung dengan komunitas Berbuat Baik menjadi relawan hingga mengajukan penggalangan dana ke berbuatbaik.id