Tak ada yang lebih pedih bagi orang tua, melihat buah hati mengidap penyakit yang membuat tumbuh kembangnya terhambat. Radhitya Bagas Saputra atau yang biasanya dipanggil Bagas (3), divonis oleh dokter bahwa ia mengidap hidrosefalus saat usia janinnya masih menuju 9 bulan. Setelah lahir, ia harus menjalani operasi pemasangan selang walaupun usianya masih kurang dari sebulan.
“Perasaan saya ngedrop karena kejadiannya bulan 4 dan bulan 2 kan dapat musibah juga orang tua saya meninggal juga. ngedrop dan ngedown. Pernah juga jual motor karena gak ada biaya,” tutur ayah Bagas, Angga Saputra kepada tim berbuatbaik.id.
Sejak saat itu, Bagas sudah melalui 4 kali operasi pemasangan selang dan sekarang berencana untuk operasi yang kelima. Untungnya, operasinya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Walaupun begitu, terdapat pengobatan lainnya yang tidak ditanggung lembaga pemerintah itu, seperti obat syaraf untuk Bagas. Sebenarnya, mereka juga pernah mendapat bantuan dana dan susu dari desa, namun hal tersebut hanya terjadi sekali.
Foto:Bagas
|
Bagas tak bisa melakukan kontrol rutin yang dianjurkan oleh dokter karena jarak tempuhnya yang mencapai 4 jam untuk sampai ke Rumah Sakit Imanuel Way Halim Bandar Lampung. Selain itu, mereka harus menyewa mobil dan tak bisa menggunakan transportasi umum karena berisiko terhadap kepala Bagas yang terus membesar.
“Bagas itu harus ditidurin, jadi dari sini nih harus nyewa mobil. Nyewa mobil itu sekali jalan habis lah 1.500.000, bayar sopir, bayar tol, Kalau ada biaya sih berani, karena disini kan istilahnya ada tetangga yang punya mobil, bisa bantu. Cuma kan kita harus ada biaya juga. Sebenarnya kakalu dari dokter dianjurkan untuk istilahnya entah sebulan sekali kontrol, entah 2 minggu kontrol. ya karena kita tidak sanggup,” tambahnya.
Foto:Bagas
|
Apalagi Angga mengatakan belakangan kesehatan Bagas mengkhawatirkan karena sering muntah namun apa daya dirinya masih kesulitan membawa ke rumah sakit,
“Udah beberapa minggu ini muntah terus. sehari bisa 3 kali,” tukasnya
Ayah Bagas hanya bekerja sebagai buruh panggul kayu yang kerjanya tak tentu. Dalam seminggu, ia bekerja sebanyak lima kali dan itu pun tergantung panggilan dari bosnya. Penghasilan harian yang didapat juga selalu kurang dari 100 ribu. Penghasilan yang didapat tersebut menjadikan mereka selalu memiliki kendala untuk merawat Bagas secara maksimal.
Sebagai orang tua, mereka ingin buah hatinya untuk cepat sembuh sehingga bisa beraktivitas normal seperti anak pada umumnya. Ayah Bagas berharap buah hatinya bisa berlarian seperti anak tetangga yang tak memiliki perbedaan usia yang jauh.
Sahabat baik, yuk bantu Bagas untuk pulih kembali. Kamu bisa membantu Bagas dengan Donasi melalui berbuatbaik.id. Semua donasi yang diberikan akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga.
Donasi dari #sahabatbaik nyatanya bukan hanya membantu biaya pengobatan atau kebutuhan sehari-hari, melainkan juga dapat membuat peluang usaha baru sehingga para penerima donasi semakin mandiri secara finansial.
Contoh teladan pemanfaatan donasi seperti ini dialami keluarga Bagas, anak penderita hidrosefalus di Lampung Utara. Keluarga Bagas menggunakan donasi untuk membuka dan mengembangkan usaha katering atau pesanan makanan.
Foto:berbuatbaik
|
“Di depan rumah ada warung yang tidak digunakan oleh kakak, jadi kami menggunakannya untuk membuka usaha warung makan. Sehari bisa mendapatkan penghasilan sekitar 300 ribu, dan pesanan nasi paket juga lumayan, sekitar 26-50 paket terjual dengan harga 10 ribu per paket,” ucap Angga, ayah Bagas kepada tim berbuatbaik.id
Sementara itu, kondisi kesehatan Bagas juga semakin membaik. Angga menuturkan Bagas sudah bisa tengkurap dan bergerak lebih bebas. Begitu pun selang yang menempel di tubuh Bagas sudah bisa diganti dengan leluasa. Mereka pun dapat membeli susu, popok kebutuhan lainnya.
“Uang donasi pertama kami gunakan untuk kontrol dan check-up serta untuk keperluan selang. Saat ini, kami juga menggunakan dana tersebut untuk usaha nasi paket, dan alhamdulillah, usaha ini cukup ramai. Dari pendapatan usaha ini, kami bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti membeli pampers dan susu,” sambung dia lagi.
Foto:berbuatbaik
|
Dengan semakin membaiknya kondisi Bagas, orangtua Bagas berharap buah hatinya bisa bermain dan belajar seperti anak-anak lainnya. Selain itu, keluarga Bagas mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah bermurah hati menyumbangkan sebagian rezekinya.
“Kami sangat berterima kasih kepada semua yang telah membantu melalui berbuatbaik.id dan para donatur. Tanpa bantuan dan donasi, mungkin anak kami tidak bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan,” ungkapnya haru.
#sahabatbaik terima kasih atas donasi sebanyak Rp 46.267.350 yang telah kalian berikan. Jangan lupa juga menyisihkan rezeki untuk keluarga lainnya yang mebutuhkan. Dengan harapan, kehidupan mereka semakin membaik. Donasi terus di berbuatbaik.id, 100% tersalurkan.