"Brak!" tim berbuatbaik.id terjeblos karena batang bambu di jembatan Kampung Beting patah karena rapuh. Bukan cuma satu orang, tim CTARSA Foundation yang menemani pun terseok-seok melintasi jembatan yang ada di kampung nelayan, Kabupaten Muara Gembong, Bekasi ini.
Tim berbuatbaik.id harus berhati-hati menapaki bambu-bambu yang sudah tidak jelas bentuknya. Salah langkah, bambu bisa patah dan kembali menjerembabkan tim ke kubangan lumpur di dasarnya. Kegiatan berjalan menyusuri jembatan ini sudah normal dilakukan warga di sini. Mereka bisa berjalan cepat meskipun setiap hari ada saja yang terperosok jatuh hingga terluka dan patah kaki. Sungguh pengalaman yanng tidak menyenangkan namun mereka tidak mempunyai pilihan selain mengharap adanya bantuan dari desa setempat mengingat keadaan ekonomi warga yang belum baik.
Foto:berbuatbaik.id
|
"Karena abrasi jadinya jembatannya semakin habis. Dulu kan pantainya ada jembatannya. Jadi memang di sini warga cuma ngandelin jembatan ini ya sama perahu," jelas Ketua RT 05, Agus Gunawan kepada tim berbuatbaik.id
Menurut Agus, keberadaan jembatan ini sangat krusial mengingat masih ada 35 kk yang tinggal di sini. Mereka kebanyakan nelayan yang memang sudah berpuluh tahun hidup di Kampung Beting. Tinggal di sini mendekatkan mereka kepada mata pencarian sebagai nelayan meskipun ancaman abrasi selalu menyambangi. Akibatnya, bukan cuma rumah yang menghilang termasuk jembatan yang menjadi akses darat antarkampung bagi mereka sehari-hari. Jembatan dengan kondisi buruk ini sudah terjadi 2 tahun belakangan.
Foto:berbuatbaik.id
|
"Sekitar 2 taunan kemarin, nyampe sekarang pada hancur. Kurang lebih 200 meter dari depan sini sampe ujung sana," jelas Agus lagi.
Sebenarnya sudah pernah ada bantuan penggantian jembatan bambu oleh Pertamina namun program tersebut telah terhenti. Agus pun mengaku sudah mengajukan perbaikan jembatan ini kepada desa setempat namun belum ada respons.
"Kalau dari desa tuh saya kan udah coba mengajukan ya cuman itu doang ya. Anak-anak sekolah pada ke depan semua 1 km lebih lah hampir 2 km berjalan kaki," tandasnya.
Foto:berbuatbaik.id
|
Jembatan yang sebagian besar hancur tak berbentuk ini membuat anak-anak kesulitan ke sekolah. Mereka harus mengandalkan perahu, namun itu pun lebih lambat jika air sedang surut.
Bukan hanya menbuat aktivitas sehari-hari terhambat, jembatan rusak ini sering membuat warga terluka. Setiap hari ada saja yang terperosok dan terjeblos, bahkan itu terjadi pada anak-anak dan lansia.
Dinar (8) salah satu siswa yang mengaku sering terjeblos saat berangkat sekolah. Bahkan luka lecet memanjang masih ada di kaki kecilnya. Sama seperti warga yang lain, Dinar tidak punya pilihan selain melewati jembatan tersebut.
Foto:berbuatbaik.id
|
"Kemarin ada mahasiswa jatuh sampai nyusruk juga. Yang paling kan yang kita ngeriin yang kayak nenek-nenek, ibu bawa anak. Itu yang sampai keseleo itu nenek-nenek," sambung Agus.
Dia dan warga pun berharap ada perbaikan pada jembatan bambu ini. Apalagi ada donatur yang mau membuat jembatan ini menjadi permanen.
Sahabat baik, jambatan di Kampung Beting ini adalah kehidupan bagi keluarga nelayan. Sehingga tak jarang mau menyebabkan luka separah apapun, mereka tetap melewati jembatan ini.
Alangkah baiknya, jika ada bantuan dan renovasi jembatan ini sehingga tak ada lagi warga yang terluka. Kamu bisa menjadi bagian perbaikan jembatan ini dengan cara Donasi sekarang juga hanya melalui berbuatbaik.id.
Jangan khawatir, semua donasi yang diberikan akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga.