Kesempurnaan fisik memang tak dimiliki Suryono (62), namun tak ada kata menyerah di kamus hidupnya. Suryono adalah warga Desa Banyuasin Spare, Kecamatan Loano, Purworejo, Jawa Tengah yang mengalami disabilitas daksa. Dia tidak mempunyai kaki sempurna dan hanya berjalan bertumpu pada kedua lututnya.
Menurut cerita Suryono, dirinya sakit panas tinggi di usia 2 bulan. Namun tidak tertangani dengan baik karena akses kesehatan dan pengetahuan yang terbatas. Hasilnya, Suryono pun pasrah hidup tanpa kaki untuk berjalan.
Foto:berbuatbaik.id
|
Kendati demikian, dia berusaha tetap mandiri hidup tanpa istri dan setia bersama ibunda Parijah (90) yang sudah sepuh dan alami pendengaran terbatas.
"Sewaktu sehat, ibu masih bisa jalan, sehat. Setelah jatuh menjadi tidak bisa lagi. Sudah lanjut usia. Jatuh itu yang bikin pakai tongkat jadi bungkuk. Ada tetangga yang menolong. Saat dengar suara, tetangga bertanya "ada apa pak?" dan langsung datang. Nggeblak jatuhnya," jelas Suryono kepada tim berbuatbaik.id
Suryono pun memilih tidak bergantung kepada orang lain. Ia sadar harus bangkit sebagai tulang punggung dan perawat ibunya yang sudah renta. Segala pekerjaan dilakukan, termasuk menjadi perajin bambu yang dia kerjakan di beranda rumahnya.
Dia mengatakan profesi ini sudah digeluti sejak tahun 2000 lalu. Dengan lihai dan penuh kreativitas, Suryono merangkai potongan-potongan bambu secara otodidak dan berbekal ikut bekerja bersama teman.
Foto:berbuatbaik.id
|
Berbagai barang telah dia hasilkan, seperti vas bunga, tempat sendok, tempat pensil, hingga hiasan lampu dan cermin. Sayang, seiring berjalannya waktu, produksi bambu Suryono tak lagi selaris dulu. Kemampuan tubuhnya pun semakin menurun.
"Sepi pembelinya. Bagaimana ya, sekarang ini bisa dikatakan saya tidak punya pekerjaan. Misalnya untuk barang berupa kursi, proses penjualannya susah, tersendat. Tenaga saya seperti ini kan banyak lelahnya. Dulu sanggup waktu ramai. Tenaga saya masih ada untuk melangkah, naik turun masih bisa. Kalau sekarang tidak bisa. Sakit Mbak punggungnya kalau jalan. Sakit. Tidak lagi seperti dahulu. Kalau dulu, saya kemana-mana bisa berjalan cepat. Sehari bisa mengerjakan banyak kerajinan bambu," sambungnya lagi.
Suryono pun memilih untuk memasrahkan hidupnya kepada Sang Pencipta. Kegigihan Suryono pun dilihat teman-temannya, salah satunya Rusidah yang merupakan teman disabilitas di Komunitas Disabilitas Purworejo.
Foto:berbuatbaik.id
|
"Saya bangga dengan Pak Suryono dengan kemandiriannya merawat ibunya sambil dia berkarya bekerja untuk kesehariannya itu sangat hebat sangat luar biasa,. Di samping dia mengerjakan sesuatu di rumah dengan merawat ibunya tapi dia masih mau dan berkesempatan untuk berkumpul dalam komunitas itu rajin Saya bangga semangatnya Pak Suryono," tandasnya.
Sahabat baik, keteguhan dan kegigihan Suryono merupakan inspirasi bagi kita semua. Namun beban yang berat ini akan menjadi lebih ringan jika bersama membantu Suryono. Caranya mudah hanya dengan Donasi melalui berbuatbaik.id sekarang juga.
Semua donasi yang diberikan akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga.