Mempunyai tiga anak penderita disabilitas intelektual di tengah keterpurukan ekonomi, menjadi cobaan bagi Karsinah (60) dan Subero (65). Kendati demikian, pasutri lansia asal Magelang ini pantang berputus asa, terus bekerja menghidupi ketiga buah hati.
Di usia senja, pekerjaan keduanya pun sungguh memeras keringat. Sehari-hari Karsinah bekerja mengurus 10 ekor kambing milik orang lain. Nantinya akan ada komisi untuknya jika kambing tersebut laku terjual.
Foto:berbuatbaik
|
Dalam bahasa setempat, pekerjaan seperti Karsinah ini disebut gaduh. Artinya, Karsinah baru akan mendapat upah 2 sampai 3 tahun sekali dari hasil menjual kambing dari pemiliknya. Kendati demikian, Karsinah tetap giat merawat kambing-kambing seakan miliknya sendiri. Apalagi 10 ekor kambing ini merupakan harapan hidup keluarganya.
Tak sampai di situ, sesampainya di rumah, Karsinah masih belum bisa beristirahat. Tugasnya sebagai ibu masih harus dijalankan. Terlebih, dia mempunyai tiga anak yang alami disabilitas intelektual sehingga segala kebutuhan bergantung padanya.
Salah satunya Rohmanto atau Manto yang mempunyai kondisi lebih memprihatinkan dari saudara lainnya. Manto masih belum bisa mandiri bahkan untuk kebutuhan paling mendasar seperti, mandi hingga memakai baju.
Foto:berbuatbaik
|
Anak sulung Karsinah, Zazim Rahmanto, juga tak jauh berbeda kondisinya. Keadaan intelektualitasnya, tak seperti pria dewasa lainnya. Walaupun demikian, Zazim terbiasa menjadi pekerja yang dibayar sukarela, seperti membantu apapun di berbagai musala, masjid, hingga sekolah.
Meski tinggal di daerah sumber mata air pegunungan Gunung Sumbing, Karsinah dan keluarga masih menumpang untuk sekadar mandi dan buang air. Selalu ada keinginan untuk punya pipa air sendiri di rumah. Tapi apa daya, hal itu butuh dana yang lumayan sedangkan untuk makan pun mereka sudah sedemikian kepayahan.
Belum lagi ada lubang besar di atap rumah yang membuat air hujan langsung masuk ke dalam rumah. Selain itu. tembok batu rumah ini telah usang, kayu kusen dan atapnya telah rapuh dimakan usia. Karsinah dan keluarganya terpaksa tinggal dalam rumah dengan penuh was-was jika sewaktu-waktu atap runtuh.
Subero (65), suami Karsinah bekerja sebagai pembuat lanjar atau tiang bambu penopang tanaman cabai. Dibantu oleh anak ketiganya, Subero mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menebang pohon bambu, memotongnya, dan menjualnya kepada pemilik kebun cabai.
Foto:berbuatbaik
|
Karena tak punya kebun bambu sendiri, Subero harus selalu membeli dengan harga Rp 35 ribu per batang. Sementara setiap batang lanjaran seukuran satu setengah meter, dia jual dengan harga Rp 350 rupiah. Dari setiap batang pohon bambu, Subero bisa mendapat untung Rp 35 ribu. Sungguh sebuah harga yang tak sebanding dengan tenaga yang dikerahkan.
Subero yang sudah dalam usia senja kini kakinya tak bisa lagi diajak bekerja sama. Linu dirasakan di sekujur kaki.
“Saya inginnya seperti orang lain. Kalau kami kondisinya berbeda. Rumah hampir roboh, anak seperti ini. Nasib saya seperti ini, tapi saya tidak bisa memilih. Hati saya semangat, ada maupun tidak ada uang tidak masalah. Selalu ada harapan dari pekerjaan ini. Saya bekerja, pasti ada yang akan membeli lanjaran saya” ucap Subero yakin.
Karsinah sebenarnya tidak tega akan kondisi suaminya. Apalagi belakangan ini, Subero sempat sakit parah hingga dirawat di rumah sakit. Pada saat itu mereka terpaksa menjual anak kambing satu-satunya dari hasil gaduh. Meski hanya laku Rp 700.000, setidaknya mereka bisa tetap bertahan.
Oleh karena itu, Karsinah sesekali ikut membantu suaminya di kebun ketika ia telah selesai dengan kewajibannya,
“Ya takut ya, udah tua pak kok kerjanya kok gitu gimana hidupnya sekarang ini udah tua bapak kok masih tanggung anak semua belum ada yang cari uang sendiri apa-apa cuma bapaknya. saya kan bantu-bantu nggak bisa toh” jelasnya.
Penghasilan mereka memang tidak seberapa, tapi cinta menguatkan mereka untuk tetap bersama menjaga anak-anak mereka sampai akhir hayat.
Sahabat baik, hidup pasutri ini sungguh tak mudah tapi kita belajar untuk tidak menyerah terhadap cobaan apapun.
Kamu bisa semangati keluarga ini sekaligus memberinya pertolongan hanya dengan mulai Donasi di berbuatbaik.id. Semua donasi yang diberikan akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Selain itu, kamu bisa memantau informasi seputar kampanye sosialnya berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga
Pasutri lansia, Ibu Karsinah dan Bapak Subero, pantang berputus asa, terus bekerja menghidupi keempat buah hati. Sayangnya ada kabar duka bahwa salah satu anak laki-laki mereka telah meninggalkan mereka selamanya.
“Saya selalu berusaha setiap harinya mandiin, suapin makanan, dan dibawa untuk berobat tapi kenapa tetap meninggal”, ungkap Ibu Karsinah sedih. Meskipun begitu, mereka tetap mencoba memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya yang lain.
Adapun kabar baik datang dari kondisi kesehatan ketiga anak mereka yang semakin membaik. Dengan bantuan donasi yang telah terkumpul sebanyak Rp 30.000.000, kebutuhan sehari-hari seperti obat dan makanan bergizi bagi ketiga anak mereka juga dapat terpenuhi dengan baik.
Selain itu, hasil donasi yang diterima mampu membantu keduanya merenovasi rumah yang sudah sangat memprihatinkan,
Foto:berbuatbaik
|
“Rumah saya sudah sangat parah kondisinya, minta tolong sama tetangga buat bantu benerin juga engga cukup, itu rumah suami saya bangun sendiri bersama anak saya dan saya,” sambungnya.
Meskipun harus menerima duka yang mendalam atas kepergian anak laki-laki mereka, Ibu Karsinah dan Bapak Subero tetap berusaha tegar dalam merawat anak-anak mereka.
Foto:berbuatbaik
|
“Saya berterima kasih kepada semuanya atas bantuan yang didapat, kepada temen-temen semua para sahabat baik, saya mengucapkan terima kasih” ucap Ibu Karsinah.
Kasih sayang serta perjuangan pasutri lansia kepada anak-anaknya menjadi inspirasi bagi kita semua. #sahabatbaik terima kasih atas kemurahan hati dan bantuan yang telah diberikan melalui Donasi di berbuatbaik.id. Mari bersama kita doakan anak laki-laki dari Ibu Karsinah dan Bapak Subero, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga diberikan kekuatan.