Tangan keriput Nenek Inah (81) sibuk berjuang memasukkan benang ke jarum. Sementara matanya yang disanggah kacamata memicing penuh konsentrasi mencari letak lubang jarum tersebut.
Sehari-hari ini lah yang dilakukan Nenek Inah untuk mencari rupiah. Apalagi upah yang didapat dari menjahit tidak lah seberapa hanya Rp 10 hingga Rp 15 ribu per potong baju.
Usianya memang sudah masuk lansia namun Nenek Inah tidak punya pilihan. Apalagi dia harus menghidupi 3 anaknya yang mengalami gangguan jiwa tanpa suami. Mereka adalah Pepen Hidayat (48), Dede Ahmad Akhfi (46) dan Aji Sofian (38) yang hidup bersama dalam rumah yang masih beralaskan tanah.
Foto:berbuatbaik
|
Nenek mengaku anak-anak sudah lama dinyatakan mengalami gangguan jiwa dengan rentang waktu yang beragam. Misalnya Dede, anak kedua, yang dinyatakan ODGJ sejak belum cukup umur sedangkan Ajis sejak 8 tahun lalu. Sementara Pepen baru lima tahun belakangan.
Nenek Inah mengaku pemicunya berbeda-beda. Misalnya Pepen karena dipicu masalah asmara.
"Cuma itu doang dikasih wiridan sama Almarhum itu, langsung di wiridin di masjid, katanya ada yang nampar langsung ngamuk karena ngawirit gitu," tutur Nenek Inah.
Foto:berbuatbaik
|
Di rumahnya yang terletak di Kampung Sampay, Desa Rabak, Bogor, Nenek mengaku sering kebasahan karena atap yang bocor. Kadang di bukit di belakang rumah juga turut menyumbangkan banjir saat hujan deras.
Tak ada yang bisa diandalkan di rumah ini, memang secara fisik anak-anak Nenek Inah tak terlihat sakit. Kendati demikian, anak-anaknya harus meminum obat karena gangguan jiwa ini.
Dengan pergerakan yang tak lagi gesit, Nenek pun harus memandikan Ajis yang terkadang diam dan tertawa sendiri.
"Cuma bingung saja, bingung merasakan anak pada begitu ya bingung ya? Datang datang begini datang datang begini, itu cuma itu doang, nggak ada lainnya. Iya bapaknya meninggal, sudah lama sih sudah 13 tahun meninggalnya, dia sakitnya penyakit gula, trus ya banyak sih penyakitnya, gula gejala darah tinggi, penyakitnya banyak," cerita Nenek Inah.
Foto:berbuatbaik
|
Sebenarnya Nenek Inah mempunyai 2 anak lainnya yang tinggal terpisah. Namun mereka takut pulang karena anak-anak ODGJ nya sering saling bertengkar. Apalagi saat anaknya yang tinggal di Banten hendak mengajak sang ibu tinggal bersama.
"Sudah itu dia ngamuk itu sama adiknya, adiknya diuber-uber dari bulan Agustus tadi mah biasa, ibu nggak boleh pulang," ungkap Nenek Inah sedih.
Di usai tuanya, Nenek Inah seharusnya bisa beristirahat dengan baik. Namun Nenek Inah justru memilih tetap menjalankan tugas sebagai ibu dengan sebaik-baiknya. Baginya tak ada yang lebih berharga dari anak-anak walau bagaimanapun kondisinya.
#sahabatbaik, mari kuatkan Nenek Inah dengan berbagi sebagian rezekimu. Yuk mulai Donasi di berbuatbaik.id sekarang juga agar hidup Nenek Inah terbantu. Terpenting, donasi di berbuatbaik.id, 100% tersalurkan.