Di sepetak rumah kontrakan yang atapnya sudah hampir roboh, Fitri dan suami membesarkan tiga anak mereka Sean, Dafi, dan Dafa. Keceriaan keluarga kecil ini terhenti saat Dafa (8) mengalami sakit tiba-tiba.
Berawal dari demam, ternyata dari situlah awal mula Dafa divonis Tuberkulosis (TB) dan kelainan pada tulang belakang.
“Awal sakitnya sih gak jatuh ya, cuman karena panas. Udah gitu tiba-tiba ada tulang tuh timbul di punggung, dikit sih cuman sedikit kayak kita seperti ini lah ya di belakangnya. Terus lama-lama di sebelahnya itu ada benjolan. Di dalamnya itu kayak bisul.” ungkap Fitri kepada tim berbuatbaik.id didampingi dengan Alazka Care.
Foto:berbuatbaik
|
Perjalanan untuk mencapai kesembuhan Dafa juga tak mudah. Berbagai cara telah ditempuh untuk bisa menyembuhkan Dafa, tetapi keterbatasan ekonomi jadi salah satu masalah bagi keluarga.
“Pas tahun 2022 itu dia udah mendesak banget, karena benjolannya itu udah makin besar, otomatis tulangnya juga udah bengkok banget. Jadi kita memutuskan untuk berobat, pertama ke puskesmas.” ujar Bu Fitri.
“Nah tahun 2022 itu ke puskesmas tapi karena kondisinya udah mendesak banget, gak bisa ditanganin, jadi dirujuk ke rumah sakit. Kita pertama ke Rumah Sakit Prakerja, di situ gak tertangani karena peralatannya kurang. Abis itu kita lari ke Rumah Sakit Koja, langsung itu ditanganin bener, cepet banget penanganannya langsung. Karena itu udah pecah, pecah di rumah benjolannya itu, dia udah rembes itu. Jadi otomatis kita langsung kesana. Langsung ditangani, langsung rontgen, segala macem gitu.” sambungnya dengan muram.
Foto:berbuatbaik
|
Menurut dokter orthopedi, Dafa secepatnya harus dioperasi besar di bagian tulang belakangnya. Tapi tindakan tersebut tidak bisa dilakukan saat itu juga, dikarenakan Dafa ternyata mengidap Tuberculosis (TB).
Sehingga, Dafa harus melakukan pengobatan TB terlebih dahulu selama 1 tahun. Tak sampai di situ, setelah di cek kembali, ternyata kondisi tubuh mungil Dafa belum memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi karena jantung serta paru-parunya bermasalah. Berbagai penyakit di tubuh Dafa, membuatnya tak bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.
Perasaan sedih, penyesalan, dan takut bercampur aduk dalam diri bu Fitri dan suami. Ia merasa sedih karena anaknya yang terlahir normal seperti anak-anak lainnya harus tumbuh dan mengalami penyakit berat.
Penyesalan juga jadi hal yang ia dan suami rasakan karena terlambat membawa Dafa untuk melakukan penanganan ke rumah sakit. Riwayat penyakit kronis dari keluarga sang suami menjadi ketakutan tersendiri bagi Fitri dan suami, mereka khawatir Dafa akan berakhir seperti anggota keluarga lainnya.
Foto:berbuatbaik
|
“Saya waktu berobat juga kata dokter ‘udah terlambat bu’ katanya gitu ‘terlambat banget ibu bawa ke sininya karena ini posisi tulangnya udah bener-bener yang parah’ gitu. Dia tuh harus operasi besar, perombakan besar di tulangnya, karena bukan cuman tulang belakang ada tulang rusuk juga yang harus dibuang katanya gitu.” ungkap Fitri.
“Karena kita lahirinnya normal ya biasa, tiba-tiba ngedrop begini. Terus secara ekonomi juga ayahnya juga yang serabutan. Ya kita seadanya aja lah. Yaudah akhirnya kita jalanin aja.” ujar Fitri pasrah.
Bekerja serabutan dan menjadi kenek truk, ayah Dafa hanya bisa membawa pulang Rp 100 ribu itu pun tidak pasti setiap harinya. Jumlah ini pun harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar dapur tetap mengepul.
“2 Hari ngenekin gitu pulangnya cuman bawa 100, ya diterima aja. Cuman kan kita rasanya yang ngejalanin ini kan ibunya ya, saya sendiri di sini yang ngejalanin. Ya rasa kurang tuh pasti ada, cuman mau gimana lagi. Kita kan minjem-minjem orang juga sama aja keadaannya kayak kita. Jadi ya kadang-kadang sodara saya ada sih yang suka nolong, tapi kan semampunya,” cerita Fitri lagi.
Sementara itu, Sean, sang kakak sulung juga ingin adiknya agar cepat sembuh. Ia ingin Dafa bisa segera sembuh agar bisa bermain dan jalan-jalan bersamanya. Sebab selama ini, Dafa cukup kesulitan untuk berjalan sehingga ia harus digendong bila bermain ke luar rumah.
Foto:berbuatbaik
|
Sahabat baik, begitu berat perjuangan Fitri beserta keluarganya yang harus menghadapi berbagai ujian dalam hidup. Meskipun demikian, keluarga ini tetap ikhlas dan bersyukur atas segala hal yang mereka miliki. Kisah ini sangat menginspirasi dan dapat menjadi pembelajaran untuk selalu bersyukur dalam menjalani hidup.
Hanya dukungan dari #sahabatbaik yang bisa memberikan banyak jalan bagi Bu Fitri dan keluarga untuk terus menjalani hidup di tengah kesulitan. Yuk mulai bantu mereka dengan Donasi melalui berbuatbaik.id. Semua donasi yang diberikan akan 100% tersalurkan ke penerima manfaat. Mari #berbuatbaik mulai hari ini dan sekarang juga!