Masa remaja sejatinya adalah saat-saat yang penuh dengan keceriaan, penemuan diri, dan belajar. Namun, bagi Sani, seorang remaja yang tinggal di Sukabumi, kenyataannya sangat berbeda. Di usia yang masih muda, Sani telah menghadapi beban hidup yang tak wajar untuk usianya.
Sani, yang baru saja genap 16 tahun, telah menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Sejak kecil, ia telah merawat kakek dan neneknya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Sani harus menjadi kuli angkut batu di penambangan batu putih di Kampung Cibitung, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Meskipun badannya kecil, Sani memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengangkat beban batu yang beratnya mencapai 20 kilogram sekaligus.
Foto:berbuatbaik
|
Dalam sehari, Sani biasanya mampu mengangkut sekitar 1.800 buah batu, dan untuk itu dia dibayar 50 ribu rupiah. Namun, pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk menghidupi keluarganya. Oleh karena itu, Sani juga menjalankan usaha sampingan dengan menjual rebung yang dia ambil dari hutan bambu di sekitar sungai.
Meskipun harus menjadi kuli, Sani tidak pernah kehilangan harapan dan semangat untuk membahagiakan keluarganya. Sani sudah tidak lagi bersekolah sejak usia 13 tahun karena terkendala biaya. Di samping itu, Sani tetap bercita-cita untuk sukses dan membawa keluarganya keluar dari belitan kemiskinan.
“Sani terakhir sekolah kelas 6 SD. Pas baru 2 bulan SMP terus keluar. Jauh jalannya capek terus nggak ada modal untuk biaya sekolahnya. Sebenarnya Sani pengen sekolah lagi, tapi nggak ada modal karena bapak nggak kerja.” ungkap Sani.
Namun, tantangan hidup Sani tidak berhenti di situ. Odah, nenek Sani, kini terbaring lemah, hanya mampu menatap nasibnya sambil berharap agar bisa sembuh dari penyakit yang menyerangnya. Asam urat yang parah telah membuatnya kesulitan bahkan untuk berjalan. Kondisi kesehatannya yang memburuk membuat Odah terbatas dalam melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari.
Foto:berbuatbaik
|
“Sedih nasib kayak gini ya Allah nggak bisa jalan, mau ibadah juga susah. Pengen sembuh lagi, pengen bisa jalan.” ucap Nenek Odah haru.
Sani, sang cucu yang amat menyayangi Odah, merasa sedih melihat kondisi nenek tercinta yang tidak bisa bergerak seperti dulu. Meskipun orang tua Sani berpisah saat dia masih berusia 3 tahun, Sani dibesarkan dengan penuh kasih oleh Nenek Odah dan Kakek Jujum.
Setiap hari, Sani berusaha mencari cara untuk membantu neneknya. Meskipun hanya seorang remaja, Sani tidak pernah kehabisan ide untuk membantu Odah. Salah satu usaha yang dilakukan Sani adalah mengambil dedaunan, termasuk daun kelor, untuk dijadikan bahan jamuan untuk neneknya.
Namun, harapan Sani untuk menyaksikan kesembuhan neneknya semakin terhambat oleh keterbatasan ekonomi keluarga. Odah tidak pernah ke dokter sejak lama, dan aksesnya untuk mendapatkan perawatan medis yang layak semakin sulit seiring berjalannya waktu.
“Umi nggak pernah ke dokter, pernah ke Rumah Sakit Jampang dulu udah lama, waktu masih bisa jalan. Sekarang belakangan nggak bisa jalan, masuk mobilnya susah.” kata Odah kepada tim berbuatbaik.id.
Begitu juga dengan kakeknya, Jujum, yang usianya telah mencapai 72 tahun dan mengalami kesulitan dalam merawat sawahnya karena masalah suplai air dan kurangnya tenaga kerja. Di samping pekerjaan pertaniannya, Jujum juga sering bekerja sebagai kuli serabutan untuk mencari penghasilan tambahan. Meskipun pendapatannya tidak selalu stabil, Jujum tetap berusaha sekuat tenaga untuk menghidupi keluarganya.
“Abah teh punya harapan untuk Sani yang Abah pengen itu supaya Sani jadi orang sukses kedepannya karena di sekolah kan sama abah.” ujar Jujum sedih.
Meskipun menghadapi keterbatasan ekonomi dan fisik di masa tuanya, Jujum tetap memiliki harapan besar untuk cucunya, Sani. Dia bermimpi agar Sani sukses di masa depan, sehingga bisa membawa keluarganya keluar dari belitan kemiskinan.
Sahabat baik, setiap bantuan kamu akan memberikan harapan baru bagi Sani dan keluarganya dengan Donasi di berbuatbaik.id. Bersama-sama, kita dapat mengubah kehidupan mereka dan mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Setiap donasi yang diberikan 100% tersalurkan tanpa potongan dan akan sangat membantu Sani yang membutuhkan.