Di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, tinggal seorang anak berusia 6 tahun yang terus berjuang dalam hidupnya. Anak itu bernama Bian Adrianto yang menderita berbagai komplikasi penyakit sejak lahir hingga sampai saat ini hanya terbaring tak berdaya. Saat terlahir ke dunia, Bian divonis mengidap Spina Bifida yaitu cacat lahir yang terjadi akibat terganggunya pembentukan tabung saraf selama bayi dalam kandungan.
Kondisi ini menyebabkan terbentuknya celah pada ruas tulang belakang. Saat tim berbuatbaik.id mengunjungi Bian, kondisinya memang lemah dan tidak bisa banyak bergerak. Sehari-hari ia hanya terbaring lemas di kasurnya. Semua aktivitas hariannya dilakukan di atas kasur dan tentunya dibantu oleh sang ibu tercinta, Rahma.
“Dari kandungan gak keliatan, yang USG itu. Makanya pas lahir baru keliatan kayak sininya tuh luka merah gak ketutup kulit. Kalau kita raba gini kan tulang kita nyatu ya, kalau dia enggak, renggang. Lembek jadi di tengah-tengahnya tuh lembek gak nyatu tulang gitu.” tutur Rahma di kediaman semi permanennya.
Foto:berbuatbaik
|
Di usianya dini, Bian harus melawan banyak penyakit di tubuhnya sejak lahir. Tak hanya spina bifida, bocah ini juga mengidap dislokasi tulang, skoliosis, infeksi paru-paru, kelainan pada alat kelaminnya, hidrosefalus, cerebral palsy, hingga epilepsi. Bian pun tumbuh di rumah kontrakan tak layak karena dindingnya saja masih berupa kayu dan triplek lapuk.
Tubuh mungilnya tak bisa tegap lurus karena skoliosis dan tulang panggulnya yang keluar. Dari skoliosis itu pula, paru-paru Bian tak bertumbuh dengan baik. Kondisi paru-paru yang rentan juga membuat Bian mudah tertular jika lingkungan sekitarnya terdapat flu atau batuk. Efeknya akan membuat Pneumonia pada paru-paru Bian kembali kambuh. Tak heran, bolak-balik rumah sakit untuk kontrol dan melakukan berbagai tindakan sudah menjadi rutinitasnya sejak lahir. rumah sakit kini seolah menjadi rumah kedua bagi Bian.
Ketika tim berbuatbaik.id menyambangi kediamannya, terlihat banyak selang yang terpasang pada tubuh Bian. Selang untuk makan dan minum yang terpasang di bagian hidung serta selang kateter untuk buang air kecil. Semua selang itu harus diganti setiap minggunya. Harga selang yang cukup mahal, terkadang menjadi salah satu kendala dalam proses pengobatannya. Terlebih lagi, penghasilan keluarga hanya bergantung pada pekerjaan ayah Bian yang menjadi pengantar galon. Penghasilan sebesar Rp 700.000 per bulan masih belum bisa memenuhi kebutuhan harian keluarga, apalagi biaya berobat untuk Bian.
Rahma sebagai seorang ibu harus mengurus buah hatinya seorang diri lantaran suaminya dinilai tak acuh pada anak keduanya ini. Tak pernah sehari pun terlewatkan untuk mendampingi Bian. Segalanya ia lakukan untuk mencapai kesembuhan anak tercinta.
Foto:berbuatbaik
|
“Dulu masih belum nerima gitu kok diliatin gitu, sekarang lebih parah lagi gitu selangnya banyak terus udah gede masih digendong-gendong. Kalau diliatin suka sedih gitu, kok diliatin kan gak aneh anak kayak gini tuh. Kadang kalau nangis bukannya belum nerima ini udah gede bukan itu, cuman kayak kan dia gak aneh, dia juga ciptaan Allah.” ujar Rahma sambil tak kuasa menahan tangisnya.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Rahma terus berjuang dan tak menyerah dalam mengurus Bian. Ia harus mengurus Bian serta kakak dari Bian yang saat ini duduk di bangku sekolah dasar seorang diri.
“Gak nyerah karena di saat Bian abis tindakan tuh kayak dia kan gak bisa ngapa-ngapain terus harus ke PICU. Nah di saat itu kayak berharap “Ayo Bian, bangun. Bian harus cepet pulih. Mama sendirian di sini kalo gak ada Bian” karena kan di PICU gak ditungguin yah, di ICU tuh gak ditungguin. Jadi itu yang bikin saya kuat sampai sekarang ini, karena Bian juga. Bian nya bisa bangun lagi, mamahnya juga harus bisa kuat.” ungkapnya seraya terisak.
Sahabat Baik, begitu berat perjuangan yang harus dihadapi oleh Bian dan ibundanya. Mereka tak pernah menyerah dengan segala keadaan. Mereka selalu yakin bahwa pasti akan ada jalan terbaik atas kuasa Tuhan.
Mari bantu meringankan beban mereka dengan Donasi melalui berbuatbaik.id. Setiap donasi yang diberikan 100% tersalurkan dan membawa harapan baru bagi Bian dan keluarga.